LAHAT, DS - Diduga bukan Hal Aneh lagi bagi masyarakat Kabupaten Lahat yang mengalami sakit dan berobat ke RSUD Lahat, dimana dugaan ini sudah diketahui sebagian besar masyarakat baik dari kalangan menengah keatas maupun dari kalangan menengah kebawah kalau jasa pelayanan yang dilakukan jajaran RSUD Lahat diduga kurang maksimal dalam melayani pasien yang sedang mengalami sakit baik sakit ringan juga sakit berat.
Padahal untuk jasa pelayanan bagi jajaran pegawai,dan Dokter di RSUD Lahat ini tidak gratis selain menerima gaji pokok,berbagai tunjangan juga pemerintah pusat setiap tahun mengucurkan anggaran dana BLUD seperti tahun kemarin 2020 anggaran dana BLUD yang dikucurkan Pemerintah Pusat sebesar Rp.21 Milyar untuk jasa Pelayanan seluruh jajaran yang bertugas di RSUD Lahat.
Namun dalam pelaksanaan diduga jasa pelayanan yang dilakukan jajaran pegawai maupun dokter di RSUD Lahat kepada masyarakat yang menderita sakit dirasakan masih ada kekurangan belum maksimal.
Terungkapnya adanya dugaan kurang maksimalnya persoalan di bidang jasa pelayanan RSUD Lahat terpantau awak media melalui investigasi ke beberapa sumber yang pernah dirawat di RSUD Lahat juga adanya pengakuan dari masyarakat yang mendmpingi keluarga dekat pasien yang mengalami Koma dan dinyatakan terinfeksi virus Corona berdasarkan hasil pemeriksaan bukan berdasarkan hasil Chek Rapites atau Sweb dan harus di bawa keruang Isolasi, namun pihak keluarga membantah dan menolak pihak keluarga hanya mengharapkan jasa pelayanan medis dan non medis bisa maksimal saat kondisi pasien sudah terlihat parah di Ruang IGD RSUD Lahat,namun yang diterima hanya keluhan setelah pasien telah meninggal dunia.
Hal ini juga diakui salah satu pejabat RSUD ketika sedang ikut mengantar keluarganya untuk berobat di RSUD Lahat,saat akan diminta untuk menemani mengantarkan ke salah satu bagian,pegawai yang saat itu sedang bertugas menolak dengan alasan sibuk dan banyak kerjaan.
Dari Informasi yang diterima Awak media adanya dugaan permasalahan jasa pelayanan tidak maksimal yang menjadi pertanyaan dan dirasakan masyarakat Lahat ini sudah sering disampaikan baik secara lisan ke Direktur RSUD maupun dalam rapat, akan tetapi apa yang kita bahas dan sampaikan sama sekali tidak digubris dan diperhatikan hingga sampai saat ini untuk jasa pelayanan di RSUD Lahat yang diduga masyarakat kurang maksimal belum ada perubahan untuk dilakukan perbaikan di sektor bidang jasa pelayanan medis dan non medis.
Terkait soal dugaan pelayanan kurang maksimal juga diakui salah seorang pejabat Pemda Lahat yang enggan disebut namanya ketika dikunjungi awak media diruang kerjanya beberapa waktu lalu tepatnya (12/1-2021)setelah dirinya telah sembuh dan dari hasil Sweb dinyatakan Negatif ia mengatakan pada saat itu dirinya terinfeksi virus Corona dan harus di isolasi di RSUD Lahat, dimana pada saat dirawat pelayanan yang dilakukan tim medis terhadap pasien itu setiap enam jam sekali pengecekan kalau kita ada keluhan pada malam hari ketemunya bisa disampaikan pagi harinya, jadi kalau kita sakit parah timbut kumatnya malam hari kalau ajal menjemput tidak diketahui oleh tim medis yang sedang bertugas.
Sedangkan Dr.Erlinda M.kes selaku Direktur RSUD Lahat harus jeli mata dan jelas pendengaran dalam mengkaper berbagai informasi dan keluhan masyarakat terkait adanya dugaan jasa pelayanan di ruang Lingkup RSUD Lahat kurang maksimal agar dapat merespon dan mengambil langkah -- langkah perbaikan juga perubahan agar kedepan untuk jasa Pelayanan tidak ada lagi terdengar adanya keluhan dari masyarakat maupun keluarga pasien yang sedang dalam proses perawatan di RSUD Lahat.(Idham/Novita)