DUTA SUMSEL, OI - Kepala Sekolah SDN 06 Lubuk Keliat Kabupaten Ogan Ilir mengaku kewalahan mengatur keuangan dua proyek pembangunan ruangan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2020 sebesar Rp. 381.000.000 yang diterima oleh sekolahnya tahun ini.
Sesuai program, anggaran tersebut diperuntukkan untuk pengerjaan dua ruangan seperti ruangan perpustakaan dan satunya lagi ruangan kantor. Untuk kebutuhan kedua ruangan itu diputuskan sebesar Rp. 195.500.000 untuk pembangunan ruang perpustakaan dan sisanya untuk pembangunan kantor sebesar Rp. 185.500.000.
Sayangnya, kedua mata anggaran ini tidak ditampilkan di papan proyek yang sedang dikerjakan di sekolah tersebut. Kepsek yang dikonfirmasi soal tidak dipasangnya papan proyek mengaku hal tersebut merupakan petunjuk langsung dari Dinas Pendidikan Ogan Ilir.
Yang mengherankan, di papan plang proyek jenis pekerjaan sangat jelas tertera nama pekerjaan. Begitupun lokasi proyek dan pelaksana dari kegiatan proyek tersebut. Hanya saja, nilai nominal dari proyek tersebut sengaja di kaburkan dan tidak sedikitpun disebutkan dalam papan proyek.
"Kami juga tidak tau pak kenapa itu terpisah. Yang pasti dana sebesar Rp.195.500.000 untuk pembangunan satu unit ruang perpustakaan. Sementara untuk satu ruang kantor lengkap dengan mobilernya dianggarkan sebesar Rp. 185.500.000" ujar Kepsek SDN 06 Lubuk Keliat Yuliani, S.Pd.
Kemudian, yang lebih mencengangkan, Peoyek ini diduga tidak dikerjakan dengan Swakelola namun lebih mirip tender sebab tidak terlihat wajah-wajah lokal penduduk desa yang bekerja di proyek pembangunan ruang perpustakaan dan Kantor SDN 06 Lubuk Keliat di Jalan Sultan Mahmud Badaruddin 2 Ketiau Kecamatan Lubuk Keliat Kabupaten Ogan Ilir.
Hal ini pun diperkuat dengan keterangan yang disampaikan sang Kepsek Siang tadi, Senin (14/12/2020). Menurutnya pihaknya kerap mengalami kerugian saat menerima dana yang bersumber dari DAK. Mengapa tidak, pihaknya mengaku dimintai fee sebesar 17 persen dari setiap kegiatan terlebih pembangunan. Jika ditotal dari anggaran kegiatan mencapai Rp.381.000.000 dipotong 17 % atau sekitar Rp. 64.770.000 maka wajar Kepsek kebingungan mengolah anggaran.
"Kami seringkali mengalami kerugian saat mengelola anggaran yang bersumber dari DAK untuk kepentingan pembangunan. Tahun ini saja kami harus membayar sekitar Rp.60 juta untuk biaya tukang pembangunan dua ruangan di sekolah ini. Belum lagi biaya makan mereka. Sementara kami harus dibebankan potongan 17 % dari setiap kegiatan yang bersumber dari DAK" ujar Yuliani kepada tim Forum Wartawan Ogan Ilir (FWOI) di ruang kerjanya belum lama ini seraya menjelaskan tidak tahu dana fee tersebut diperuntukkan kemana. Apakah ke kantong pribadi atau ada tujuan lain.
Ditambahkannya, setoran fee tersebut menurutnya baru dibayarkan setengahnya kepada inisial "Hen" di Dinas Pendidikan Ogan Ilir.
"Kalau tak percaya silahkan bapak wartawan ,tanyakan saja kepada para Kepsek lainnya yang ada di Ogan Ilir ini atau enggak perluh jauh jauh di kecamatan lubuk keliat ini saja yang dapat bantuan DAK pasti mereka itu sama dipotong Disdik OI 17-21% per bangunannya. Uang fee tersebut kami serahkan kepada oknum "Hen" terlebih dahulu, nanti dialah yang menyerahkan ke Dinas" ujarnya.
Pantauan dilapangan, Proyek yang sejatinya sudah rampung itu masih berkisar 60 persen tahap pengerjaannya sementara batas waktu pelaksanaan tinggal menghitung hari atau sekitar seminggu berdasarkan data pekerjaan yang hanya tiga bulan saja dengan awal pekerjaan dimulai sejak 21 Sepetember 2020 dan seyogyanya berakhir pada 21 Desember 2020.
Pengamat proyek Ir, Zukfikar yang dikorfirmasi terpisah terkait sisa tenggat waktu pekerjaan proyek mengaku dengan optimis proyek tersebut bisa dikebut sesuai jadwal. Namun ia tak bagitu yakin hasil akhir dari proyek akan memuaskan dan sesuai dengan yang diharapkan.
"Sebab begini mas. Dari pelaksanaanya saja sudah bermasalah dan yang pasti alhirnya juga tidak akan maksimal. Bayangkan jika dana 17 persen tersebut murni ditumpahkan untuk proyek, bisa dibayangkan hasilnya akan bagus. Akan tetapi ketika itu disunat, saya tidak bisa membayangkan berapa lama usia proyek itu akan bertahan" pungkasnya seraya berharap aparat penegak hukum segera melakukan aksi.