Dimana upacara yang berlangsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan tersebut dihadiri juga oleh Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya, Ketua TP PKK Provinsi Sumsel Hj Febrita Lustia Herman Deru, Wakil Ketua 1 TP PKK Sumsel Hj Fauziah Mawardi Yahya dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Sumsel, TNI maupun Polri.
"HUT kali ini memang sangat berbeda dari sebelumnya. Semuanya saat ini harus terbatas. Namun rasa syukur jangan sampai ada batasannya. Begitu pun jasa-jasa pahlawan yang telah memberikan kemerdekaan ini juga tidak boleh kita lupakan," kata HD.
Menurutnya, wabah covid-19 harus dijadikan acuan untuk semakin mempererat persatuan bahkan dijadikan semangat untuk lebih jauh melesat kedepan.
Pada kesempatan itu, dia juga mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan di tengah kemeriahan HUT RI tersebut.
Diketahui, disela upacara tersebut Gubernur Sumsel H Herman Deru juga dan Ketua TP PKK Provinsi Sumsel Hj Febrita Lustia Herman Deru mendapatkan tanda penghargaan Manggala Karya Kencana dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Selain itu, sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah bekerja dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah dan penuh pengabdian, kejujuran, kecakapan dan disiplin dengan rentang waktu 10 Tahun, 20 Tahun, 30 Tahun, dianugrahi tanda penghormatan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Penganugrahan tanda penghormatan Satyalancana Karya Satya tersebut diberikan secara simbolis oleh Gubernur Sumsel H Herman Deru.
Tidak hanya itu, usai menggelar upacara terbatas di Griya Agung, Herman Deru juga mengikuti upacara Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke -75 secara virtual. Herman Deru pun menghadiri upacara secara virtual tersebut dengan menggunakan baju adat khas Komering serta Wakil Gubernur Sumatera Selatan H. Mawardi Yahya, Ketua TP PKK Provinsi Sumsel Hj. Febrita Lustia, Wakil TP PKK Provinsi Sumsel Hj. Fauziah Mawardi Yahya, Beserta Unsur Forkompinda Sumsel.
Sejumlah rangkaian kegiatan pun dilakukan Herman Deru guna memberikan kemeriahan pada hari kemerdekaan tersebut.
Dimana setelah upacara pengibaran bendera dilakukan, Herman Deru melepas Tim Gerakan Bersama Pakai Masker (Gebrak Masker) TP PKK dan DPD IKAPTK Sumsel. Tim tersebut dilepas untuk membagikan ribuan masker kepada masyarakat di seluruh penjuru Sumsel serta memberikan edukasi terkait pentingnya memakai masker sebagai bentuk kepedulian pemerintah.
Herman Deru sendiri sangat mengapresiasi gerakan yang dibentuk atas inisiasi TP PKK tersebut. Sebab dengan adanya upaya tersebut, diharapkan kesadaran masyarakat akan penggunaan masker di masa pandemi dapat lebih meningkat.
Kepedulian Herman Deru terhadap masyarakat rupanya memang tidak pandang bulu. Orang nomor satu di Sumsel tersebut juga memberikan perhatiannya terhadap warga yang sedang menjalani hukuman di lembaga pemasyarakat di Sumsel.
Terbukti, ditengah padatnya kegiatan di hari kemerdekaan, Herman Deru masih menyempatkan diri untuk menghadiri langsung kegiatan pemberian Remisi Umum Kepada Narapidana dan Anak di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Mata Merah Palembang.
Tidak hanya hadir, Herman Deru juga memberikan motivasi dan semangat agar warga binaan yang menerima remisi ini nantinya bermanfaat juka telah kembali tengah-tengah masyarakat.
"Saya sengaja hadir langsung karena saya masih banyak harapan kepada warga binaan. Sebenarnya pemerintah bukan menghukum tapi membina di LP untuk nantinya ketika harus membaur lagi ke masyarakat sudah punya bekal, mental, ilmu pengetahun dan IT namun yang paling penting bekal spritual,"katanya.
Apalagi, dia mengaku ketika baru masuk ke kawasan lapas, dirinya melihat banyak sekali kreatifitas yang dihasilkan oleh warga binaan ditambah lagi ada Hafid-hafidzo.
"Saya masuk melihat kreatifitas yang begitu bagus bahan tidak kalah dengan barang yang dihasilkan oleh komersial, ini sungguh luar biasa. Hanya mungkin bakat itu tidak terpancar. Apalagi ada hafidz hafidzo yang sudah diwisuda dan akan diwisuda. Ini hikmah, hikmah yang berikan oleh Allah SWT. Saya mengapresiasi kepada kepala-kepala lembaga kemasyarakatan di Sumsel," ucapnya.
Di hari kemerdekaan RI ke 75 ini, Gubernur Herman Deru berharap kepada warga binaan untuk tidak lagi punya cita-cita kembali kesini lagi.
"Satu harapan di hari kemerdekaan ini, jangan punya cita-cita kembali kesini lagi. Ada proses untuk diterima di masyarakat. Boyong keahlian yang didapat disini dan sebarluaskan ke masyarakat. Saya bersama Forkompimda bahkan semua pejabat di Provinsi berharap ketika kalian datang untuk bertemu kami sudah membawa proposal kegiatan baik itu kegiatan komersil atauapun kegiatan sosial keagamaan. Saya tunggu itu," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Sumatera Selatan Ajub Suratman mengatakan warga binaan pemasyarakatan (WBP) anak didik yang diberikan Remisi Umum dalam HUT Kemerdekaan RI ke 75 adalah yang memenuhi syarat diantaranya telah menjalani pidana selama 6 bulan atau lebih, berkelakuan baik, dan mendapat remisi tambahan apabila bagi narapidana berbuat jasa pada negara serta melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi negara dan kemanusian.
Dia menyebutkan jumlah narapidana anak didik di 20 lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan negara se wilayah Sumsel sebanyak 13.338 orang terdiri Dari Narapidana dan anak pidana sebanyak 11.083 Orang , dan Tahanan sebanyak 2.255 orang , sedangkan daya tampung Lapas dan Rutan yang ada di wilayah Sumatera Selatan hanya 6.605 orang , sehingga pada saat ini masih mengalami over kapasitas sebanyak 6.075 orang , kasus Tipikor 80 orang dan Teroris ada 7 orang , selebihnya kasus kriminal lainnya.
"Jumlah narapidana dan anak yang mendapat remisi umum pada HUT ke 75 sebanyak 7.577 dengan rincian yang mendapat Remisi Umum (RU I) sebanyak 7.486 orang dan yang bebas hari ini (RU II) sebanyak 91 orang se Sumsel,"katanya.
Tak hanya itu, di lapas juga dilakukan gerakan kebersihan 30 menit sehari serta banyak lagi kegiatan positif yang dilakukan diantaranya dengan hsil karya industri di Lembaga Pemasyarakatan yang merupakan Program Pembinaan Positif kepada Narapidana di dalam Lapas untuk menghasilkan suatu produk yang mempunyai nilai ekonomis, bertujuan meskipun WBP merupakan tulang punggung keluarga mereka masih bisa menafkahi di balik tembol jeruji.
Disisi lain, di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 Tahun, Gubernur Sumsel H. Herman Deru menyemarakkannya denga peluncuran uang baru.
Didampingi oleh Wakil Gubernur Provinsi Sumsel Mawardi Yahya beserta Forkompinda Provinsi Sumsel, mengikuti oeresmian pengeluaran uang baru tersebut melalui virtual dari Griya Agung Palembang.
Dimana diketahui, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang Rupiah, Rupiah ditempatkan sebagai salah satu simbol kedaulatan negara yang harus dihormati dan dibanggakan oleh seluruh warga negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, Rupiah ditetapkan sebagai uang negara kesatuan Republik Indonesia atau uang NKRI. Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan merilis uang rupiah edisi khusus Rp75.000
Untuk diketahui, selain menggelar upacara pengibaran bendera, upacara penurunan bendera juga dilakukan Pemprov Sumsel. Dimana dalam penurunan bendera tersebut, Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya bertindak sebagai inspektur upacara.