masukkan script iklan disini
INDRALAYA,DS. - Terkait pemecatan sebanyak 109 Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bertugas di lingkungan RSUD Kabupaten Ogan Ilir (OI) diakui oleh Bupati OI HM Ilyas Panji Alam.
Pencopotan tersebut dilakukan dengan alasan karena ratusan tenaga kesehatan tersebut, dinilai tidak produktif dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti biasa.
Apalagi saat ini Kabupaten OI dilanda wabah pandemi covid-19,Tentu memerlukan upaya yang maksimal dari tenaga kesehatan dalam menanggulangi hal tersebut.
Ini disampaikan orang nomor satu di Kabupaten OI, Kamis (21/5) di Indralaya, "Tidak ada kompromi demi pelayanan masyarakat tetap berjalan. Tentang pemecatan tenaga medis di RSUD Ogan Ilir itu konsekuensinya," tegas Bupati OI HM Ilyas Panji Alam.
Dikatakan Bupati, sebelumnya beberapa hari yang lalu ratusan Nakes tersebut sempat melakukan aksi mogok kerja dan menuntut pihak RSUD OI memenuhi hak dan tuntutan mereka. Hak dan tuntutan mereka dimaksud antara lain yakni mereka para Nakes menuntut insentif kinerja, rumah singgah, serta Alat Pelengkap Diri (APD) yang dianggap minim, "Padahal sudah kami siapkan semuanya mulai dari rumah singgah, APD dan lain-lain yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan. Apa yang dituntut, mereka mengada-ada," tandas Bupati Ilyas.
Alasan lain, menurut Bupati, pemecatan tidak hormat terhadap para nakes tersebut, karena melakukan aksi mogok kerja selama lima hari berturut-turut
Terkait APD yang dinilai minim, dikatakannya padahal APD ada ribuan, mulai dari masker, kaca Mata, Boat, sarung tangah sudah ada. Itu kalau di militer , mereka itu diserse. "Jadi apa yang dituntut mereka hanya mengada ada, mereka itu bahkan belum bekerja, ada pasien corona saja baru masuk, mereka terkesan takut,” kata Bupati HM Ilyas Panji Alam. Sementara diketahui, ratusan Nakes yang dipecat dengan tidak hormat tersebut terdiri dari tenaga medis, honorer seperti perawat dan tenaga bidan. Bupati memastikan pemecatan ratusan Nakes itu tentu tidak akan mengganggu pelayanan masyarakat. Karena di RSUD Tanjung Senai Indralaya sebelumnya ada sekitar 400 orang. Artinya masih ada sekitar 300 tenaga kesehatan.(red)
Pencopotan tersebut dilakukan dengan alasan karena ratusan tenaga kesehatan tersebut, dinilai tidak produktif dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti biasa.
Apalagi saat ini Kabupaten OI dilanda wabah pandemi covid-19,Tentu memerlukan upaya yang maksimal dari tenaga kesehatan dalam menanggulangi hal tersebut.
Ini disampaikan orang nomor satu di Kabupaten OI, Kamis (21/5) di Indralaya, "Tidak ada kompromi demi pelayanan masyarakat tetap berjalan. Tentang pemecatan tenaga medis di RSUD Ogan Ilir itu konsekuensinya," tegas Bupati OI HM Ilyas Panji Alam.
Dikatakan Bupati, sebelumnya beberapa hari yang lalu ratusan Nakes tersebut sempat melakukan aksi mogok kerja dan menuntut pihak RSUD OI memenuhi hak dan tuntutan mereka. Hak dan tuntutan mereka dimaksud antara lain yakni mereka para Nakes menuntut insentif kinerja, rumah singgah, serta Alat Pelengkap Diri (APD) yang dianggap minim, "Padahal sudah kami siapkan semuanya mulai dari rumah singgah, APD dan lain-lain yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan. Apa yang dituntut, mereka mengada-ada," tandas Bupati Ilyas.
Alasan lain, menurut Bupati, pemecatan tidak hormat terhadap para nakes tersebut, karena melakukan aksi mogok kerja selama lima hari berturut-turut
Terkait APD yang dinilai minim, dikatakannya padahal APD ada ribuan, mulai dari masker, kaca Mata, Boat, sarung tangah sudah ada. Itu kalau di militer , mereka itu diserse. "Jadi apa yang dituntut mereka hanya mengada ada, mereka itu bahkan belum bekerja, ada pasien corona saja baru masuk, mereka terkesan takut,” kata Bupati HM Ilyas Panji Alam. Sementara diketahui, ratusan Nakes yang dipecat dengan tidak hormat tersebut terdiri dari tenaga medis, honorer seperti perawat dan tenaga bidan. Bupati memastikan pemecatan ratusan Nakes itu tentu tidak akan mengganggu pelayanan masyarakat. Karena di RSUD Tanjung Senai Indralaya sebelumnya ada sekitar 400 orang. Artinya masih ada sekitar 300 tenaga kesehatan.(red)