masukkan script iklan disini
MUBA,DS.COM -Pemilu kemarin, nama Anis Matta, Fachri Hamzah, Mahfud Sidik tak muncul ke permukaan. Kemana?
Ternyata diam-diam, mereka bikin partai baru. Namanya, Partai Gelora ( Gelombang Rakyat Indonesia). Terlebih, menjelang 10 terakhir Ramadhan ini, resmi dinyatakan sebagai partai politik oleh Kemenkumham. Insha Allah, penyerahan SK itu dilakukan usai lebaran, diberikan kepada Anis Matta.
Meski seumur jagung, namun infrastruktur partai ini cepat menjalar ke seluruh Indonesia.Bukan hanya tingkat provinsi (DPW), juga merambah ke kabupaten kota.
Salah satunya, ada di
Kabupaten Musi Banyuasin, mencuat nama Partai Gelora Indonesia, lengkap dengan kepengurusan dari tingkat kabupaten sampai ke tingkat kecamatan dan desa.
Di Muba, parta ini dinakhodai Suparman Sy Bahri, sosok yang tidak asing lagi masyarakat Muba.
"Alhamdulillah di saat bulan penuh barokah, dan umat Islam menuju kemenangan, saat menunggu dan menjemput malam Laitul Qodar, ada hikmah terselesaikannya proses verifikasi partai di saat waktu yang baik , SK Menkumham tentang pengesahan badan hukum partai Gelora Indonesia diterbitkan," tutur Suparman Bahri.
Dia menyebut, SK Kemenkumham itu hikmah yang baik buat para pengurus , kader , simpatisan dan bagi seluruh rakyat Indonesia.
SK Menteri Hukum dan HAM bernomor M.HH-11.AH.11.01 tahun 2020 menyatakan Gelora sah menjadi salah satu partai politik di Indonesia.
"Kami pengurus DPD Partai Gelora Indonesia Kabupaten Muba memohon dukungan, khususnya warga Muba , semoga kami dapat bersama bersama masyarakat Musi Banyuasin berjuang dan berpartisipasi dalam membangun kabupaten yang kita cintai ini.
Arah Baru Perjuangan Rakyat Indonesia untuk ikut membangun masyarakat Indonesia yang lebih berkualitas dan bermartabat.
kita sudah memiliki pengurusan di seluruh Musi Banyuasin , baik kecamatan maupun desa," tuturnya.
Suparman berkali-kali mengucapkan terimah kasih kepada semua kader Partai Gelora Indonesia Kabupaten Musi Banyuasin atas partisipasi dan bantuannya sehingga sampai terbitnya Surat Keputusan ( SK ) Menkumham. "Sekali lagi terima kasih, semoga menjadi amal dalam perjuangan." ungkapnya.
Lahirnya partai ini, seperti dikatakan oleh Anis Matta, sebelumnya.
Selain itu, paling fundamental perbedaan semangat dalam menangkap dan mengintegrasikan diri dengan ruh, jiwa, dan budaya Indonesia secara keseluruhan.
"Karena itu, ideologi Gelora berasaskan Pancasila dengan jati diri Islam," ungkap Anis Matta blak-blakan. Jadi, dia melanjutkan, walaupun ada di dalam (PKS) yang mendorong lahirnya Partai Gelora, "tapi ini bukan PKS Perjuangan, ini juga bukan PKS biru."
Anis yang pernah menjadi Sekjen dan Presiden PKS mengaku ingin meninggalkan pemisahan politik lama antara golongan kanan, tengah, dan kiri atau antara islam dengan nasionalisme. Sebab pemisahan tersebut telah menyebabkan Indonesia tidak bersatu sepenuhnya.
"Karena pemetaan seperti ini, pembelahan dalam masyarakat gampang terjadi seperti pada Pilpres 2019 yang baru terjadi," ujarnya.
Pergeseran politik Anis tampak pada sistem kaderisasi dan struktur organisasi Partai Gelora. Sistem kaderisasi, kata dia, dibangun di atas ide dasar rumusan model manusia Indonesia yang bercirikan relijius, berpengetahuan, dan sejahtera.
Karena itu Partai Gelora bersifat terbuka dan pluralis akan lebih diwujudkan dari sekedar wacana.
Di Gelora juga tidak ada Dewan Syura yang biasanya diisi oleh para figur yang dianggap punya otoritas keagamaan lebih, dengan keputusan yang cenderung mutlak. "Majelis syuronya bernama Majelis Permusyaratan Nasional tapi diambil dari dewan pendiri. Kita disini menjaga semangat kolaborasi, egaliter, dan pola hubungan hierarkis kita coba hilangkan," ujarnya mengakhiri.(ril/hsm)
Ternyata diam-diam, mereka bikin partai baru. Namanya, Partai Gelora ( Gelombang Rakyat Indonesia). Terlebih, menjelang 10 terakhir Ramadhan ini, resmi dinyatakan sebagai partai politik oleh Kemenkumham. Insha Allah, penyerahan SK itu dilakukan usai lebaran, diberikan kepada Anis Matta.
Meski seumur jagung, namun infrastruktur partai ini cepat menjalar ke seluruh Indonesia.Bukan hanya tingkat provinsi (DPW), juga merambah ke kabupaten kota.
Salah satunya, ada di
Kabupaten Musi Banyuasin, mencuat nama Partai Gelora Indonesia, lengkap dengan kepengurusan dari tingkat kabupaten sampai ke tingkat kecamatan dan desa.
Di Muba, parta ini dinakhodai Suparman Sy Bahri, sosok yang tidak asing lagi masyarakat Muba.
"Alhamdulillah di saat bulan penuh barokah, dan umat Islam menuju kemenangan, saat menunggu dan menjemput malam Laitul Qodar, ada hikmah terselesaikannya proses verifikasi partai di saat waktu yang baik , SK Menkumham tentang pengesahan badan hukum partai Gelora Indonesia diterbitkan," tutur Suparman Bahri.
Dia menyebut, SK Kemenkumham itu hikmah yang baik buat para pengurus , kader , simpatisan dan bagi seluruh rakyat Indonesia.
SK Menteri Hukum dan HAM bernomor M.HH-11.AH.11.01 tahun 2020 menyatakan Gelora sah menjadi salah satu partai politik di Indonesia.
"Kami pengurus DPD Partai Gelora Indonesia Kabupaten Muba memohon dukungan, khususnya warga Muba , semoga kami dapat bersama bersama masyarakat Musi Banyuasin berjuang dan berpartisipasi dalam membangun kabupaten yang kita cintai ini.
Arah Baru Perjuangan Rakyat Indonesia untuk ikut membangun masyarakat Indonesia yang lebih berkualitas dan bermartabat.
kita sudah memiliki pengurusan di seluruh Musi Banyuasin , baik kecamatan maupun desa," tuturnya.
Suparman berkali-kali mengucapkan terimah kasih kepada semua kader Partai Gelora Indonesia Kabupaten Musi Banyuasin atas partisipasi dan bantuannya sehingga sampai terbitnya Surat Keputusan ( SK ) Menkumham. "Sekali lagi terima kasih, semoga menjadi amal dalam perjuangan." ungkapnya.
Lahirnya partai ini, seperti dikatakan oleh Anis Matta, sebelumnya.
Selain itu, paling fundamental perbedaan semangat dalam menangkap dan mengintegrasikan diri dengan ruh, jiwa, dan budaya Indonesia secara keseluruhan.
"Karena itu, ideologi Gelora berasaskan Pancasila dengan jati diri Islam," ungkap Anis Matta blak-blakan. Jadi, dia melanjutkan, walaupun ada di dalam (PKS) yang mendorong lahirnya Partai Gelora, "tapi ini bukan PKS Perjuangan, ini juga bukan PKS biru."
Anis yang pernah menjadi Sekjen dan Presiden PKS mengaku ingin meninggalkan pemisahan politik lama antara golongan kanan, tengah, dan kiri atau antara islam dengan nasionalisme. Sebab pemisahan tersebut telah menyebabkan Indonesia tidak bersatu sepenuhnya.
"Karena pemetaan seperti ini, pembelahan dalam masyarakat gampang terjadi seperti pada Pilpres 2019 yang baru terjadi," ujarnya.
Pergeseran politik Anis tampak pada sistem kaderisasi dan struktur organisasi Partai Gelora. Sistem kaderisasi, kata dia, dibangun di atas ide dasar rumusan model manusia Indonesia yang bercirikan relijius, berpengetahuan, dan sejahtera.
Karena itu Partai Gelora bersifat terbuka dan pluralis akan lebih diwujudkan dari sekedar wacana.
Di Gelora juga tidak ada Dewan Syura yang biasanya diisi oleh para figur yang dianggap punya otoritas keagamaan lebih, dengan keputusan yang cenderung mutlak. "Majelis syuronya bernama Majelis Permusyaratan Nasional tapi diambil dari dewan pendiri. Kita disini menjaga semangat kolaborasi, egaliter, dan pola hubungan hierarkis kita coba hilangkan," ujarnya mengakhiri.(ril/hsm)