masukkan script iklan disini
MUBA.DS, -- Setelah terbit dan beredarnya pemberitaan yang berjudul "Evaluasi TKS Bapedda Muba Selain Ikut Psikotes Diduga Harus Bayar 250 Ribu" membuat Zulfakar, selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Musi Banyuasin (Kab. Muba) Sekitar pukul 16.15 wib angkat bicara, Kamis (02/01/20).
"Kami lakukan psikotes itu untuk melakukan uji kompetensi dan etika, karena itu semua kami lakukan untuk mencari orang orang yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya," ujar Zulfakar pada awak media diruang kerja Sekretaris Bappeda, Kamis 02/01.
Kemudian, secara tegas Zulfakar membantah terkait munculnya rumor bahwasanya Bappeda telah menyiapkan SDM baru untuk menggantikan TKS yang dinyatakan tidak lulus psikotes.
"Kami Bappeda tidak ada bahwasanya sudah menyiapkan TKS Baru untuk menggantikan TKS yang lama, kami melakukan Spikotes ini tidak menggunakan APBD karena tidak ada aturannya untuk TKS," jelasnya.
Selanjutnya, menurut Sekretaris Bappeda Muba, Nurjahrah Wati bahwasanya dana Rp 250.000 tersebut diperuntukkan untuk membayar lembaga Carissa Institute.
"Jumlahnya ada 44 TKS yang ikut Spikotes dan mekanisme Evaluasi TKS Bappeda ini memakai lembaga Independen yaitu Carissa, karena kami tidak punya anggaran untuk mendatangkan lembaga tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut,"Karena syarat untuk melamar TKS di Bappeda itu harus ada keterangan psikotes dan itupun tidak di wajibkan untuk ikut psikotes di Bappeda, intinya kami ingin lamaran tersebut ada lampiran hasil psikotes," ungkapnya.
Sementara itu, Goni salah Psikolog dari Lembaga pendidikan Carissa Institute ketika di wawancarai membenarkan bahwasanya lembaga Carissa di datangkan oleh Bapedda.
"Kami ini dari Lembaga pendidikan Carissa dan hari ada delapan Orang yang datang ke Bappeda Muba. Siapapun yang ingin memakai jasa kami ya harus bayar dan Dua ratus lima puluh ribu rupiah tersebut sebagian peserta ada yang transfer dan ada sebagian yang bayar cass kepada kami tadi, duit itu tidak melalui Bappeda namun dari peserta langsung ke kami, karena kami ingin tranparansi dan profesional," jelas Goni mengakhiri wawancara.
Laporan : Tim DS
Redaksi.www.dutasumsel.com
"Kami lakukan psikotes itu untuk melakukan uji kompetensi dan etika, karena itu semua kami lakukan untuk mencari orang orang yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya," ujar Zulfakar pada awak media diruang kerja Sekretaris Bappeda, Kamis 02/01.
Kemudian, secara tegas Zulfakar membantah terkait munculnya rumor bahwasanya Bappeda telah menyiapkan SDM baru untuk menggantikan TKS yang dinyatakan tidak lulus psikotes.
"Kami Bappeda tidak ada bahwasanya sudah menyiapkan TKS Baru untuk menggantikan TKS yang lama, kami melakukan Spikotes ini tidak menggunakan APBD karena tidak ada aturannya untuk TKS," jelasnya.
Selanjutnya, menurut Sekretaris Bappeda Muba, Nurjahrah Wati bahwasanya dana Rp 250.000 tersebut diperuntukkan untuk membayar lembaga Carissa Institute.
"Jumlahnya ada 44 TKS yang ikut Spikotes dan mekanisme Evaluasi TKS Bappeda ini memakai lembaga Independen yaitu Carissa, karena kami tidak punya anggaran untuk mendatangkan lembaga tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut,"Karena syarat untuk melamar TKS di Bappeda itu harus ada keterangan psikotes dan itupun tidak di wajibkan untuk ikut psikotes di Bappeda, intinya kami ingin lamaran tersebut ada lampiran hasil psikotes," ungkapnya.
Sementara itu, Goni salah Psikolog dari Lembaga pendidikan Carissa Institute ketika di wawancarai membenarkan bahwasanya lembaga Carissa di datangkan oleh Bapedda.
"Kami ini dari Lembaga pendidikan Carissa dan hari ada delapan Orang yang datang ke Bappeda Muba. Siapapun yang ingin memakai jasa kami ya harus bayar dan Dua ratus lima puluh ribu rupiah tersebut sebagian peserta ada yang transfer dan ada sebagian yang bayar cass kepada kami tadi, duit itu tidak melalui Bappeda namun dari peserta langsung ke kami, karena kami ingin tranparansi dan profesional," jelas Goni mengakhiri wawancara.
Laporan : Tim DS
Redaksi.www.dutasumsel.com