masukkan script iklan disini
LAHAT.DS,---- Banjir Bandang terjadi pada 9 Januari lalu mengisahkan cerita membuat bulu kuduk berdiri, dan nyaris menenggelamkan murid SDN 2 Kikim Timur, coba bayangkan bila anak seusia 6- 13 tahun berada di dalam air dengan ketinggian mencapai 2 meter lebih.
Seperti diceritakan Ely Heryani SPd selaku Kepala Sekolah SDN 2 ketika disambangi Awak Media Pasca Banjir 13/1 menurut beliau " Waktu kejadian pada hari Kamis 9 Januari air merembes dan masuk dalam kelas, anak- anak masih belajar dalam dan sebentar lagi mau jam istirahat sekira pukul 9 pagi air langsung naik setinggi lutut. Kontan saja kami menguarkan anak- anak dengan cepat dalam hitungan sepuluh menit air naik dan merobohkan tembok belakang wahasil seluruh anak bisa terselamatkan, kalau tidak cepat aku tak tau bagaimana nasib anak- anak " kenang Kepsek.
Masi cerita Kepsek "Banyak- barang tidak bisa diselamatkan, air datang tiba- tiba kami melihat bangku, rak sepatu hanyut, tembok jebol. Buku perpustakaan rusak sekitar 50 %, berjumlah 1000 buku, printer, beberapa jam, Buku Administrasi Induk rusak ada yang tidak yang bisa diselamatkan hanya 3 unit dan satu printer rusak berat dan Absensi anak hancur semua. Banjir kali ini merupakan paling parah, pernah tahun 1977 banjir terjadi tapi tidak separah ini
Hari ini kami mulai belajar tapi belum maksimal walau keadaan masih belum maksimal, hari ini rencananya kami akan melaporkan ke Diknas pendidikan untuk secepatnya direalisasi. Harapan kami kepada dinas terkait untuk segera merealisasi bantuaannya kepada kami seperti pengeras suara dan kursi sebanyak.15 buah." Harap Kepsek.
Laporan: Novita/ Idham
Redaksi.www.dutasumsel.cov
Seperti diceritakan Ely Heryani SPd selaku Kepala Sekolah SDN 2 ketika disambangi Awak Media Pasca Banjir 13/1 menurut beliau " Waktu kejadian pada hari Kamis 9 Januari air merembes dan masuk dalam kelas, anak- anak masih belajar dalam dan sebentar lagi mau jam istirahat sekira pukul 9 pagi air langsung naik setinggi lutut. Kontan saja kami menguarkan anak- anak dengan cepat dalam hitungan sepuluh menit air naik dan merobohkan tembok belakang wahasil seluruh anak bisa terselamatkan, kalau tidak cepat aku tak tau bagaimana nasib anak- anak " kenang Kepsek.
Masi cerita Kepsek "Banyak- barang tidak bisa diselamatkan, air datang tiba- tiba kami melihat bangku, rak sepatu hanyut, tembok jebol. Buku perpustakaan rusak sekitar 50 %, berjumlah 1000 buku, printer, beberapa jam, Buku Administrasi Induk rusak ada yang tidak yang bisa diselamatkan hanya 3 unit dan satu printer rusak berat dan Absensi anak hancur semua. Banjir kali ini merupakan paling parah, pernah tahun 1977 banjir terjadi tapi tidak separah ini
Hari ini kami mulai belajar tapi belum maksimal walau keadaan masih belum maksimal, hari ini rencananya kami akan melaporkan ke Diknas pendidikan untuk secepatnya direalisasi. Harapan kami kepada dinas terkait untuk segera merealisasi bantuaannya kepada kami seperti pengeras suara dan kursi sebanyak.15 buah." Harap Kepsek.
Laporan: Novita/ Idham
Redaksi.www.dutasumsel.cov