masukkan script iklan disini
MUBA.DS, -- Pengerjaan parit pada sejumlah areal persawahan di beberapa kecamatan di Muba ! Terkesan asal jadi. ? Sangat disayangkan proyek yang didanai Pemerintah Pusat dalam program Selamatkan Rawa Sejaterahkan Petani melalui APBN sebesar Rp 43 miliar tersebut diperkirakan tidak akan memberikan manfaat bagi petani.
Seperti terlihat di Kecamatan Babat Toman dan Sanga Desa Keberadaan parit terkesan janggal dan mengundang pertanyaan. Bentangan parit yang dibuat menggunakan alat berat jenis eksavator terlihat tampa tujuan yang jelas.
Kedalaman parit yang hampir sama membuat parit hanya menjadi tempat genangan air, sementara air itu sendiri tidak mengalir.
Informasi dilapangan menyebutkan galian parit di persawahan tersebut merupakan proyek salah satu Dinas Pemkab Muba. Proyek tersebut dikerjakan kelompok tani yang ditunjuk dengan menggunakan alat berat milik Pemkab Muba.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Muba, Thamrin mengatakan pembangunan parit tersebut merupakan program kementerian pertanian di Kabupaten Muba. Program tersebut bernama Selamatkan Rawa Sejahtera kan Petani (Serasi) yang dianggarkan dari APBN sebesar Rp43 miliar untuk Kabupaten Muba.
"Pekerjaan ini dilaksanakan melalui Gapoktan di Sembilan Kecamatan di Muba. Dananya langsung dari kementerian tampa melalui dinas," kata Thamrin saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Jumat (6/12/2019).
Terkait parit yang dibangun terkesan asal jadi dan sudah longsor dibeberapa tempat, kata Thamrin adalah hal yang tak perlu dipermasalahkan, karena nanti pasti akan diperbaiki petani setempat. Demikian juga alat berat yang digunakan merupakan bagian dari bantuan program serasi.
"Tak ada ketentuan yang mengikat, mau beli pompa air, bikin parit boleh saja yang penting sesuai gambar. Waktu kita sudah mepet ,maka kalau ada yang rusak nanti pasti diperbaiki petani, termasuk alat berat yang merupakan bagian program ini," kata dia.
Program tersebut sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, lanjut Thamrin dengan harapan bisa meningkatkan intensitas panen menjadi 3 kali dalam setahun.
Namun pihaknya tidak dapat sepenuhnya mengakomodir program tersebut seperti bantuan bibit dan pupuk yang seharusnya menjadi bagian program terhadap petani terpaksa ditiadakan karena waktunya sudah mepet.
"Sebenarnya ada bantuan bibit dan pupuk dalam program serasi ini tapi terpaksa kita tiadakan karena waktunya mepet," tutup Thamrin sembari menyatakan bahwa ia adalah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Proyek yang didanai APBN tersebut.
Laporan: Hasim
Redaksi.www.dutasumsel.com
Seperti terlihat di Kecamatan Babat Toman dan Sanga Desa Keberadaan parit terkesan janggal dan mengundang pertanyaan. Bentangan parit yang dibuat menggunakan alat berat jenis eksavator terlihat tampa tujuan yang jelas.
Kedalaman parit yang hampir sama membuat parit hanya menjadi tempat genangan air, sementara air itu sendiri tidak mengalir.
Informasi dilapangan menyebutkan galian parit di persawahan tersebut merupakan proyek salah satu Dinas Pemkab Muba. Proyek tersebut dikerjakan kelompok tani yang ditunjuk dengan menggunakan alat berat milik Pemkab Muba.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Muba, Thamrin mengatakan pembangunan parit tersebut merupakan program kementerian pertanian di Kabupaten Muba. Program tersebut bernama Selamatkan Rawa Sejahtera kan Petani (Serasi) yang dianggarkan dari APBN sebesar Rp43 miliar untuk Kabupaten Muba.
"Pekerjaan ini dilaksanakan melalui Gapoktan di Sembilan Kecamatan di Muba. Dananya langsung dari kementerian tampa melalui dinas," kata Thamrin saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Jumat (6/12/2019).
Terkait parit yang dibangun terkesan asal jadi dan sudah longsor dibeberapa tempat, kata Thamrin adalah hal yang tak perlu dipermasalahkan, karena nanti pasti akan diperbaiki petani setempat. Demikian juga alat berat yang digunakan merupakan bagian dari bantuan program serasi.
"Tak ada ketentuan yang mengikat, mau beli pompa air, bikin parit boleh saja yang penting sesuai gambar. Waktu kita sudah mepet ,maka kalau ada yang rusak nanti pasti diperbaiki petani, termasuk alat berat yang merupakan bagian program ini," kata dia.
Program tersebut sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, lanjut Thamrin dengan harapan bisa meningkatkan intensitas panen menjadi 3 kali dalam setahun.
Namun pihaknya tidak dapat sepenuhnya mengakomodir program tersebut seperti bantuan bibit dan pupuk yang seharusnya menjadi bagian program terhadap petani terpaksa ditiadakan karena waktunya sudah mepet.
"Sebenarnya ada bantuan bibit dan pupuk dalam program serasi ini tapi terpaksa kita tiadakan karena waktunya mepet," tutup Thamrin sembari menyatakan bahwa ia adalah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Proyek yang didanai APBN tersebut.
Laporan: Hasim
Redaksi.www.dutasumsel.com