masukkan script iklan disini
(Juara 1 Anugerah Konstitusi IX Tahun 2019)#
Marcus T Cicero dikutip John F Kennedy pada 20 Januari 1961 mengatakan bahwa “Jangan tanya apa yang Negara dapat perbuat untuk kamu, tetapi tanyakanlah apa yang dapat kamu perbuat untuk Negaramu”. Begitulah gambaran yang seharusnya saya lakukan dan saya dedikasikan sebagai guru di daerah tepatnya di SMP Negeri 1 Indralaya Utara untuk pendidikan di Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Nah, setelah MK RI, Polres OI, Disdikbud OI, dan Pemda OI yang memuliakan guru, kini giliran PGRI khususnya Pengurus Daerah Persatuan Guru Republik Indonesia Provinsi Sumatera Selatan menghargai dan memuliakan profesi guru. Hal ini bukan tanpa dasar dan memang sudah menjadi tugas dan kewajiban sebuah organisasi profesi “PGRI” untuk memberikan perhatian yang lebih berupa perlindungan, penghargaan, serta peningkatan kesejahteraan bagi guru-guru di Indonesia. Tak pernah bermimpi dan tidak ada janji apapun sebelumnya, tiba-tiba saja kami dihubungi pengurus PD PGRI Provinsi Sumatera Selatan untuk bertemu Ketua PD PGRI Sumsel (Bapak H. Ahmad Zulinto, S.Pd., M.M.) dan Sekretaris PD PGRI Sumsel Bapak Drs. H. Lukman Haris, M.Si.) hari Jum’at tanggal 6 Desember 2019 pukul 16.00 WIB di ruang kerja beliau. Sebuah kesempatan langka bagi kami bisa bertemu langsung dengan pejabat PD PGRI Provinsi Sumsel ini. Mungkin memang sudah kasihnya Allah SWT mempertemukan di “rumah” kami guru-guru Sumsel, yakni Gedung Guru Provinsi Sumatera Selatan beralamat di Lorong Gotong Royong.
Gambar 1. Suasana audiensi berbincang santai dengan Ketua PD PGRI Provinsi Sumsel.
Tulisan ini bukanlah berunsur subjektifitas (menilai seseorang karena kebaikan saja), hanya saya ingin berbagi cerita dan kebahagiaan dalam hal nyata di lapangan. Saya awali, sore itu Jum’at/6 Desember 2019 sekira pukul 15.56 WIB saya baru tiba di gedung guru dalam kondisi jaket dan celana basah karena kehujanan sepanjang jalan mengendarai motor menuju lokasi pertemuan. Sesampai di tempat saya langsung menghubungi Ibu Maulidia, S.Pd. (guru SMP LTI Palembang) yang baru pulang dari Stadion Wibawa Mukti Bekasi menerima penghargaan langsung dari Presiden yang diwakili oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia “Mas Menteri Nadiem” sebagai Pemenang Guru Bertutur Pajak Juara 3 Tingkat Nasional. Sebenarnya kami sudah seperti kakak adik, jadi saya tidak canggung langsung menelepon untuk bersama bertemu Pengurus PD PGRI Provinsi Sumsel. Singkat cerita, setelah bertemu ajudan kami langsung diminta menghadap Bapak Ketua PD PGRI Sumsel. Sambil menunggu di ruang tamu, tentu kami bercerita “kekagetan” sama-sama dapat undangan mendadak dari pengurus. Dan akhirnya, Bapak Ketua yang kami tunggu keluar ruangan dan menyapa kami dengan penuh hangat dan bersahaja. Akan tetapi beliau meminta izin untuk melaksanakan sholat Ashar terlebih dahulu bersama pengurus PGRI lainnya.
Setelah selesai sholat beliau langsung bertanya dan mengajak ngobrol santai. Kata-kata yang selalu diucapkan beliau dengan aku ni santai bae, jadi cakmano cubo becerito dulu. Saya diberi kesempatan terlebih dahulu sesuai permintaan beliau, lalu disambung Yuk Maulidia. Dalam obrolan tersebut, beliau mengucapkan apresiasi dan penghargaan atas pencapaian yang telah kami raih. Ucapan beliau yang masih terniang di telinga saya adalah segala sesuatu pencapaian prestasi itu tidak selalu diukur dengan materi atau uang tetapi penghargaan dan penyambutan dari atasan maupun lembaga sebagai pemuliaan terhadap profesi guru, itu yang lebih penting. Kami pun mengangguk dan sependapat dengan apa yang beliau sampaikan, terharu sekaligus bangga punya pemimpin yang respon dan cepat mengambil keputusan mengundang guru seperti ini.
Gambar 2. Foto bersama Pengurus PD PGRI Provinsi Sumsel di ruang kerja Sang Ketua.
Di dalam hati saya, ternyata di balik ketegasan dan kewibawaan, beliau memiliki jiwa sosial dan kepedulian terhadap profesi guru sangatlah tinggi, apa karena beliau ketua PGRI atau memang dasarnya beliau seperti itu, ahh tidak, saya yakin memang beliau sangat memperhatikan dan menghargai guru-guru di Sumatera Selatan. Buktinya adalah beliau langsung menawarkan apakah kami bersedia diundang dalam acara HUT PGRI ke-74 dan HGN Tahun 2019 tanggal 12 Desember 2019 di Hotel Harper Palembang? Jika kalian bersedia, PGRI sudah menyiapkan undangan kalian berdua beserta pendamping, baik Kepala Sekolah, Mitra Penelitian, dan Lembaga yang peduli dan konsen memajukan pendidikan di daerah, semisal Kepolisian Resort Ogan Ilir. Alhamdulillah, rasa syukur dan terharu beliau menyerahkan undangan yang didampingi pengurus PD PGRI Sumsel, di mana undangan tersebut ternyata yang mengundang mulai dari kop dan tanda tangan undangan adalah Gubernur Sumatera Selatan. Semoga maksud baik beliau untuk mempertemukan kami dengan Gubernur Sumatera Selatan (Bapak H. Herman Deru, S.H., M.M.) dapat terlaksana dengan baik dan lancar aamiin yarobbal’aalaamiin. Beliau pun memberi waktu untuk kami memperkenalkan diri atau paparan dihadapan para tamu undangan dalam perhelatan ulang tahun PGRI ke-74 khususnya Puncak HUT PGRI di Sumatera Selatan. Kata beliau Insya Allah ada penghargaan dalam bentuk piagam, plakat, bantuan pembinaan dari PD PGRI Sumsel.
Selanjutnya, pada kesempatan itu juga kami diberi waktu untuk memperlihatkan apa yang telah kami raih sebagai prestasi di bidang pendidikan. Kami pun menunjukkan hasil yang telah kami capai dan menjabarkan bagaimana proses dan akhirnya memperoleh prestasi tersebut. Di akhir pertemuan, dengan memberanikan diri kami menunjukkan kamera dengan beliau, dan beliau merespon, tahu kalau kami minta foto bersama. Sebenarnya beliau juga sudah menyiapkan asisten pribadi yang stand by untuk mengabadikan pertemuan langka antara guru daerah dengan Sang Ketua. Foto bersama dilakukan di ruang kerja beliau bersama denga Pengurus PD PGRI Sumsel. Setelah itu, beliau mengajak makan bersama tanpa harus canggung dan malu “biaso bae, santai dengan aku ni dak usah malu, minum dan makanlah dulu” ujarnya. Di akhir tulisan ini saya ingin mengatakan bahwa di balik kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh akan membuahkan hasil yang membahagiakan, sebab tidak pernah proses mengkhiati hasil. Apapun yang kita tanam saat ini, maka kita akan menuainya nanti, jika kita menanam kebaikan atau kemaslahatan bagi orang lain, maka niscaya dan yakin bahwa suatu saat kita akan mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT melalui orang lain. Begitulah gambaran kebaikan yang telah diberikan beliau kepada kami hari itu. Kami hanya bisa berdo’a dan mendukung program dan kinerja beliau dalam memajukan pendidikan dan mensejahterakan guru-guru di Sumsel. Beliau memang sejatinya pemimpin atau bapaknya guru-guru di Provinsi Sumatera Selatan. Terima kasih Pak Zulinto, Pak Lukman, Pak Syahrial, dan pengurus PD PGRI Sumsel lainnya, sehat dan sukses selalu untuk bapak-bapak semuanya. “Hidup Guru, Hidup PGRI, Solidaritas Yes!”
Gambar 3. Simbolis hadiah perlombaan kepada Pengurus PD PGRI Provinsi Sumsel
Sesaat sebelum kami meninggalkan ruang tamu PD PGRI ProvinsI Sumsel, beliau menyodorkan sejumlah uang langsung di tangan kami, ini ongkos balek idak banyak, teruslah berkarya dan berprestasi untuk Sumsel. Kami kompak menolak, tetapi beliau menyadarkan kami bahwa ini pemberian pribadi atas keberhasilan guru-guru Sumsel yang telah mengharumkan nama PGRI Sumsel. Nanti ada penghargaan dari PD PGRI Sumsel saat HUT PGRI. Ya Allah betapa gembira kami, beliau begitu perhatian, mokasih banyak Pak Zulinto. Demikian tulisan ini semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.
Redaksi.www.dutasumsel.com