masukkan script iklan disini
#Diduga dari PT GGB Harus Bertanggung Jawab#
Lahat.ds, -Terkait adanya dugaan PT.GGB peyebab banjir lumpur diareal pemukiman warga Kecamatan Merapi Timur yang berlokasi tak jauh dari Perusahaan PT.GGB
Dimana banjir lumpur batubara yang melanda Desa Arahan Kabupaten Lahat yang terjadi beberapa waktu lalu, membuat pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat, Kamis (19/12/2019) turun tangan.
Tim Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lahat turun ke lokasi guna melakukan investigasi di lapangan, dan mencari penyebab banjir lumpur yang terjadi. Turunnya Tim Dinas Lingkungan Hidup tersebut dibenarkan Kabid Penataan dan Penaatan Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pemkab Lahat, Eddy Suroso ST MSi saat dikonfirmasi Suara Nusantara.
“Kami hari ini ada kunjungan ke perusahaan lain, kalau sempat nanti kami ke Desa Arahan,” Kata Kabid Penataan dan Penaatan Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Eddy Suroso.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, dalam peninjauan tersebut DLH Lahat turun bersama pihak PT GGB (Golden Great Borneo) melakukan peninjauan ke lapangan.
Usai peninjauan, awak media kembali mengkonfirmasi hasil dari investigasi lapangan terkait dugaan banjir lumpur yang diduga dari PT GGB kepada tim dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lahat via whatsapp.
Edi juga menambahkan hari 20/12 Dinas Lingkungan Hidup kembali turun kelapangan guna untuk memastikan apakah benar banjir lumpur ini berasal dari GGB, untuk lebih jelas senin akan kami siapkan datanya pak pingkas Edi
Diberitakan sebelumnya, Sulas (50), warga Desa Arahan, Rabu (18/12/2019) mengatakan, sawah miliknya terendam banjir lumpur dengan kedalaman di atas mata kaki orang deawasa.
“Sawah saya terendam lumpur batubara. Sawah itu sudah siap untuk ditanami, selama ini tidak pernah kena banjir lumpur tambang batubara. Saya berharap ada solusi dari tambang batubara yang mengalirkan lumpur ini,” katanya sedih bercerita.
Sama halnya yang dialami warga lainnya, banjir lumpur ini juga masuk ke pekarangan warga. Salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya menuturkan, akibat banjir lumpur yang masuk ke dalam rumahnya membuat perabotan elektronik dan furnitur miliknya rusak.
“Kursi meja dan barang elektronik milik saya rusak semua Pak!, karena terendam banjir lumpur,” katanya berang sambil membersihkan sisa lumpur yang masuk ke rumah.
Beberapa sumber yang dihimpun mengatakan, lumpur yang masuk ke rumah warga diduga berasal dari PT Golden Great Borneo (PT GGB) yang lokasinya tidak berjauhan. Selanjutnya Suara Nusantara langsung meminta koonformasi dari pihak PT GGB.
Syam Adim selaku Kadiv Humas PT Golden Great Borneo (PT GGB)
melalui Humas Ahmad Padila sebelumnya menyampaikan, jika pihaknya telah melakukan investigasi dan penelusuran aliran lumpur yang masuk ke rumah warga.
Dilanjutkannya, investigasi tersebut mengundang beberapa perwakilan, diantaranya; Yulianto dari Babinsa, Okta dan Hafiz (BPD), Herwandi Kadus Arahan didampingi Suryanto, dan Pungut beserta Achmad dari PT GGB (Glden Great Borneo).
“Hasil investigasi sementara di lapangan diduga ada aliran air yang mengarah ke pemukiman warga yaitu melalui Sungai Gegas dan dugaan sementara aliran lumpur itu dari PT GGB, area tersebut memang masuk IUP PT GGB namun masih belum ada aktivitasnya,” kata Syam saat dikoonfirmasi melalui ponselnya.
Laporan:Idham/Novita
Redaksi.www.dutasumsel.com
Lahat.ds, -Terkait adanya dugaan PT.GGB peyebab banjir lumpur diareal pemukiman warga Kecamatan Merapi Timur yang berlokasi tak jauh dari Perusahaan PT.GGB
Dimana banjir lumpur batubara yang melanda Desa Arahan Kabupaten Lahat yang terjadi beberapa waktu lalu, membuat pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat, Kamis (19/12/2019) turun tangan.
Tim Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lahat turun ke lokasi guna melakukan investigasi di lapangan, dan mencari penyebab banjir lumpur yang terjadi. Turunnya Tim Dinas Lingkungan Hidup tersebut dibenarkan Kabid Penataan dan Penaatan Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pemkab Lahat, Eddy Suroso ST MSi saat dikonfirmasi Suara Nusantara.
“Kami hari ini ada kunjungan ke perusahaan lain, kalau sempat nanti kami ke Desa Arahan,” Kata Kabid Penataan dan Penaatan Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Eddy Suroso.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, dalam peninjauan tersebut DLH Lahat turun bersama pihak PT GGB (Golden Great Borneo) melakukan peninjauan ke lapangan.
Usai peninjauan, awak media kembali mengkonfirmasi hasil dari investigasi lapangan terkait dugaan banjir lumpur yang diduga dari PT GGB kepada tim dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lahat via whatsapp.
Edi juga menambahkan hari 20/12 Dinas Lingkungan Hidup kembali turun kelapangan guna untuk memastikan apakah benar banjir lumpur ini berasal dari GGB, untuk lebih jelas senin akan kami siapkan datanya pak pingkas Edi
Diberitakan sebelumnya, Sulas (50), warga Desa Arahan, Rabu (18/12/2019) mengatakan, sawah miliknya terendam banjir lumpur dengan kedalaman di atas mata kaki orang deawasa.
“Sawah saya terendam lumpur batubara. Sawah itu sudah siap untuk ditanami, selama ini tidak pernah kena banjir lumpur tambang batubara. Saya berharap ada solusi dari tambang batubara yang mengalirkan lumpur ini,” katanya sedih bercerita.
Sama halnya yang dialami warga lainnya, banjir lumpur ini juga masuk ke pekarangan warga. Salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya menuturkan, akibat banjir lumpur yang masuk ke dalam rumahnya membuat perabotan elektronik dan furnitur miliknya rusak.
“Kursi meja dan barang elektronik milik saya rusak semua Pak!, karena terendam banjir lumpur,” katanya berang sambil membersihkan sisa lumpur yang masuk ke rumah.
Beberapa sumber yang dihimpun mengatakan, lumpur yang masuk ke rumah warga diduga berasal dari PT Golden Great Borneo (PT GGB) yang lokasinya tidak berjauhan. Selanjutnya Suara Nusantara langsung meminta koonformasi dari pihak PT GGB.
Syam Adim selaku Kadiv Humas PT Golden Great Borneo (PT GGB)
melalui Humas Ahmad Padila sebelumnya menyampaikan, jika pihaknya telah melakukan investigasi dan penelusuran aliran lumpur yang masuk ke rumah warga.
Dilanjutkannya, investigasi tersebut mengundang beberapa perwakilan, diantaranya; Yulianto dari Babinsa, Okta dan Hafiz (BPD), Herwandi Kadus Arahan didampingi Suryanto, dan Pungut beserta Achmad dari PT GGB (Glden Great Borneo).
“Hasil investigasi sementara di lapangan diduga ada aliran air yang mengarah ke pemukiman warga yaitu melalui Sungai Gegas dan dugaan sementara aliran lumpur itu dari PT GGB, area tersebut memang masuk IUP PT GGB namun masih belum ada aktivitasnya,” kata Syam saat dikoonfirmasi melalui ponselnya.
Laporan:Idham/Novita
Redaksi.www.dutasumsel.com