masukkan script iklan disini
Banyuasin.DS, -- Program Selamatkan rawa sejahterakan petani (Serasi) dari Kementrian Pertanian (Kementan) RI, sepertinya diduga dikeluhkan oleh petani di Kabupaten Banyuasin, lantaran tak menguntungkan.
Program serasi yang diharapkan pemerintah sebagai penopang hasil panen padi di wilayah perairan terbesar. Tak hanya itu, program serasi juga bisa mengurangi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) karena bisa membatasi, kanal agar titik api tak melebar.
Hal tersebut, ternyata jauh dari harapan para petani. Sebab, saluran air tidak berfungsi sebagaimana untuk mengalirkan air dari tempat tinggi ke tempat rendah. Petani masih direpotkan, sebab air tak mengalir.
"Program serasi ini hanya bermanfaat untuk pencegahan terjadinya kebakaran lahan gambut. Karena air sama sekali tak mengalir ke lahan tanaman padi," kata Iswadi warga Tanjung Lago kepada wartawan.
Dijelaskannya, pembuatan saluran air sawah kurang optimal. Sepertinya dikerjakan asal jadi. "Saya lihat saluran air yang dibangun yang lama dan hanya dibersihkan bukan bangunan baru," ungkapnya yang kecewa serasi tidak sesuai dengan keinginan petani.
Pekerjaan proyek Serasi ini yang mana dan dinilai tidak tepat sasaran sebab bukan sawah rawah tapi sawah yang sudah jadi, itupun saluran air tak berpungsi. Sebab itu, Serasi tidak membuat petani sejahtera.
Terlebih lagi, terkait anggaran. Hingga kini petani belum menerima dana serasi untuk petani sebesar Rp 4,3, juta per hektar. "Sampai sekarang petani masih gigit jari," timpal kelompok tani lainnya yang tak mau disebutkan nama.
Terpisah, petani dari Kecamatan Muara Telang Dodi mempersoalkan jumlah pipa saluran yang dipasang ke saluran air hanya 2 batang. Padahal informasinya 5 batang sisanya 3 batang dikemanakan.
"Memang ada yang dipasang 5 batang tapi kebanyakan pipa yang dipasang hanya 2 batang," ungkap Dodi yang meradang bahwa program Serani hanya peluang kesejahteraan bagi oknum pejabat dan petani menjadi kambing hitamkan saja.
Kepala Dinas Pertanian Zainudin kepada wartawan mengatakan, pelaksanaan proyek Serasi ini baru dikerjakan sekitar 35 persen. Perlu diketahui ada 82 UPKK/Desa yang mendapatkan Serasi. Anggaran itu, dikucurkan dari Kementan RI ke Gapoktan.
"Proyek Serasi ini kami awasi dilapangan, jika dikerjakan tidak benar akan ditunda pencairan tahap selanjutnya," tegas Zainnudin.
Pewarta: Agus
Redaksi.www.dutasumsel.com
Program serasi yang diharapkan pemerintah sebagai penopang hasil panen padi di wilayah perairan terbesar. Tak hanya itu, program serasi juga bisa mengurangi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) karena bisa membatasi, kanal agar titik api tak melebar.
Hal tersebut, ternyata jauh dari harapan para petani. Sebab, saluran air tidak berfungsi sebagaimana untuk mengalirkan air dari tempat tinggi ke tempat rendah. Petani masih direpotkan, sebab air tak mengalir.
"Program serasi ini hanya bermanfaat untuk pencegahan terjadinya kebakaran lahan gambut. Karena air sama sekali tak mengalir ke lahan tanaman padi," kata Iswadi warga Tanjung Lago kepada wartawan.
Dijelaskannya, pembuatan saluran air sawah kurang optimal. Sepertinya dikerjakan asal jadi. "Saya lihat saluran air yang dibangun yang lama dan hanya dibersihkan bukan bangunan baru," ungkapnya yang kecewa serasi tidak sesuai dengan keinginan petani.
Pekerjaan proyek Serasi ini yang mana dan dinilai tidak tepat sasaran sebab bukan sawah rawah tapi sawah yang sudah jadi, itupun saluran air tak berpungsi. Sebab itu, Serasi tidak membuat petani sejahtera.
Terlebih lagi, terkait anggaran. Hingga kini petani belum menerima dana serasi untuk petani sebesar Rp 4,3, juta per hektar. "Sampai sekarang petani masih gigit jari," timpal kelompok tani lainnya yang tak mau disebutkan nama.
Terpisah, petani dari Kecamatan Muara Telang Dodi mempersoalkan jumlah pipa saluran yang dipasang ke saluran air hanya 2 batang. Padahal informasinya 5 batang sisanya 3 batang dikemanakan.
"Memang ada yang dipasang 5 batang tapi kebanyakan pipa yang dipasang hanya 2 batang," ungkap Dodi yang meradang bahwa program Serani hanya peluang kesejahteraan bagi oknum pejabat dan petani menjadi kambing hitamkan saja.
Kepala Dinas Pertanian Zainudin kepada wartawan mengatakan, pelaksanaan proyek Serasi ini baru dikerjakan sekitar 35 persen. Perlu diketahui ada 82 UPKK/Desa yang mendapatkan Serasi. Anggaran itu, dikucurkan dari Kementan RI ke Gapoktan.
"Proyek Serasi ini kami awasi dilapangan, jika dikerjakan tidak benar akan ditunda pencairan tahap selanjutnya," tegas Zainnudin.
Pewarta: Agus
Redaksi.www.dutasumsel.com