masukkan script iklan disini
Dutasumsel.com.LAHAT, -- Aroganisme masih melekat pada jiwa Faizal Lurah Pasar Baru, ketika disambangi awak media diruang kerjanya pada Selasa ( 3/9) pukul 11: 20 Wib.
Kronologis kejadiannya bermula ketika pewarta bertamu, sang Lurah lagi beramah tamah dan bercerita tentang persiapan Rekor Muri, secara kebetulan pewarta lagi buat berita mengenai persiapan Tempoyak. Tiba- tiba sang Lurah mendapat telepon dari seseorang yang bernama budi entah apa yang dibicarakan.
Setelah itu pewarta pamit pulang dan menanyakan sebagai narasumber dari Lurah Pasar Baru tentang kesiapan Tempoyak" spontanitas Oknum Lurah Pasar Baru Berang dan langsung marah " kito ni becerito, aku dak senang caro kau mun cak ini, aku ni lemak wongnyo " ujar Oknum Lurah dengan suarah tinggi.
Sang Pewarta diam sejenak, lalu berkata " sudah pak kalau tidak mau" kami pulang".
Hal ini seharusnya tidak terjadi dengan ASN apalagi seorang Lurah yang menjadi Panutan tutur kata harus sopan dan bermartabat apa lagi ini berita positif dan bukan kasus.
Pewarta : Novita
Redaksi.www.dutasumsel.com
Kronologis kejadiannya bermula ketika pewarta bertamu, sang Lurah lagi beramah tamah dan bercerita tentang persiapan Rekor Muri, secara kebetulan pewarta lagi buat berita mengenai persiapan Tempoyak. Tiba- tiba sang Lurah mendapat telepon dari seseorang yang bernama budi entah apa yang dibicarakan.
Setelah itu pewarta pamit pulang dan menanyakan sebagai narasumber dari Lurah Pasar Baru tentang kesiapan Tempoyak" spontanitas Oknum Lurah Pasar Baru Berang dan langsung marah " kito ni becerito, aku dak senang caro kau mun cak ini, aku ni lemak wongnyo " ujar Oknum Lurah dengan suarah tinggi.
Sang Pewarta diam sejenak, lalu berkata " sudah pak kalau tidak mau" kami pulang".
Hal ini seharusnya tidak terjadi dengan ASN apalagi seorang Lurah yang menjadi Panutan tutur kata harus sopan dan bermartabat apa lagi ini berita positif dan bukan kasus.
Pewarta : Novita
Redaksi.www.dutasumsel.com