masukkan script iklan disini
Dutasumsel.com. KISAH SAYTID AL QUTBU ASY-SYAHIR ABU HASAN ASY-SADILI DAN GURUNYA SAYID AL-KABIR ABDUS SALAM BIN MASISY TENTANG PELAJARAN ADAB SEBELUM ILMU.. ( pembelajaran keilmuan wushulul fadilah ) bagi yg punya beruntunglah karena sannad ilmu ini sampai kpd beliau..
PELAJARI ADAB SEBELUM ILMU
suatu hari sayyid abdus salam bin masisy sedang duduk bersama murid" nya, ada satu santri yg bernama sayyid abu hasan asy-sadili yg sedang duduk di samping dan memijat kaki sang guru itu.
Sayyid abdul salam terdiam dan tak lama berkata kpd semua muridnya " kita kedatangan tamu istimewa, nabi khidir AS, skrng beliau sudah ada di gerbang dpn". Mendengar dawuh sang guru, para murid berhamburan menuju gerbang dpn menyambut kehadiran nabi khidir AS, kecuali abu hasan asy-sadili.
Lalu sayyid abdusalam bertanya kdp abu hasan asy-sadili? Yaa hasan, knpa engkau tdk menyambut nabi khidir AS bersama teman"mu yg lain..??
Sayyid hasan asy-sadili menjawab " wahai guru, nabi khidir AS dtng sengaja menemuimu, untuk apa aku lepaskan tanganku dari kakimu karena kedudukanmu ( yaitu sebagai guru ) di mataku ( sebagai murid ) jauh lbh mulia dibandingkan nabi khidir AS.
Mendengar jwban dari muridnya seperti itu, lalu berucaplah sayyid abdusalam " tidak akan aku terima hadiah Al fatihah dari siapapun untukku kecuali di sertai dgn nama sayyid abu hasan asy-sadili. Ini bukti keridhoanku kepadanya".
Dgn keridhoan guru, sayyid hasan asy-sadili yg berguru puluhan tahun dgn berkhidmat dan mengabdi di kemudian hari bisa menjadi waliyullah agung yg bnyak memberi manfaat kpd umat.
Seorang murid harus paham betul bahwa tindak tanduknya di pandang oleh orang lain sebagai hasil didikan dari orang tuanya ( orang tua kandung dan guru ), bahkan ada yg memandangnya sebagai tamtsil ( murid adalah perumpamaan sang guru ), makanya banyak nama guru yg harum karena seorang murid, dan tdk sedikit murid yg merusak nama baik seorang guru dari prilaku dan perbuatannya.
Ilmu tanpa adab jadi hilang ilmunya tanpa bekas ( atsar ) dan tdk bermanfaat, bahkan bukan lg tdk bermanfaat, namun bisa jd madharat yg bisa menimbulkan sombong, maghrur dan lain sebagainya, maghrur itu tertipu menganggap dirinya paling benar dan mulia,
Imam malik RA pernah berkata " belajarlah adab ( tatakrama dan etika ) sebelum belajar ilmu.
Imam ibnu almubarol berkata " kami belajar adab, etika selama 30 tahun, dan baru belajar ilmu lainnya 20 tahun".
Imam sufyan Ats-Tsauri berkata " mereka tdk menyuruh / mengirimkan anak" mereka untuk menuntut ilmu, hingga mereka mempelajari adab dan beribadah 20 thn.
Kemuliaan guru seperti orang tua kita, namun rahasia dunia ada pd kedua orang tua, sedang rahasia akhirat ada pd tangan guru " Law laa Murobbi Ma Arpftu Robbi " jika bukan karena pendidik / guruku, maka aku tdk akan mengenal tuhanku". Subhanallah sekali sannad keilmuan ini semoga menunjukan kita jln yg lurus.
Artikel: HM.Afriyadi.Lc
Redaksi.www.dutasumsel.com
PELAJARI ADAB SEBELUM ILMU
suatu hari sayyid abdus salam bin masisy sedang duduk bersama murid" nya, ada satu santri yg bernama sayyid abu hasan asy-sadili yg sedang duduk di samping dan memijat kaki sang guru itu.
Sayyid abdul salam terdiam dan tak lama berkata kpd semua muridnya " kita kedatangan tamu istimewa, nabi khidir AS, skrng beliau sudah ada di gerbang dpn". Mendengar dawuh sang guru, para murid berhamburan menuju gerbang dpn menyambut kehadiran nabi khidir AS, kecuali abu hasan asy-sadili.
Lalu sayyid abdusalam bertanya kdp abu hasan asy-sadili? Yaa hasan, knpa engkau tdk menyambut nabi khidir AS bersama teman"mu yg lain..??
Sayyid hasan asy-sadili menjawab " wahai guru, nabi khidir AS dtng sengaja menemuimu, untuk apa aku lepaskan tanganku dari kakimu karena kedudukanmu ( yaitu sebagai guru ) di mataku ( sebagai murid ) jauh lbh mulia dibandingkan nabi khidir AS.
Mendengar jwban dari muridnya seperti itu, lalu berucaplah sayyid abdusalam " tidak akan aku terima hadiah Al fatihah dari siapapun untukku kecuali di sertai dgn nama sayyid abu hasan asy-sadili. Ini bukti keridhoanku kepadanya".
Dgn keridhoan guru, sayyid hasan asy-sadili yg berguru puluhan tahun dgn berkhidmat dan mengabdi di kemudian hari bisa menjadi waliyullah agung yg bnyak memberi manfaat kpd umat.
Seorang murid harus paham betul bahwa tindak tanduknya di pandang oleh orang lain sebagai hasil didikan dari orang tuanya ( orang tua kandung dan guru ), bahkan ada yg memandangnya sebagai tamtsil ( murid adalah perumpamaan sang guru ), makanya banyak nama guru yg harum karena seorang murid, dan tdk sedikit murid yg merusak nama baik seorang guru dari prilaku dan perbuatannya.
Ilmu tanpa adab jadi hilang ilmunya tanpa bekas ( atsar ) dan tdk bermanfaat, bahkan bukan lg tdk bermanfaat, namun bisa jd madharat yg bisa menimbulkan sombong, maghrur dan lain sebagainya, maghrur itu tertipu menganggap dirinya paling benar dan mulia,
Imam malik RA pernah berkata " belajarlah adab ( tatakrama dan etika ) sebelum belajar ilmu.
Imam ibnu almubarol berkata " kami belajar adab, etika selama 30 tahun, dan baru belajar ilmu lainnya 20 tahun".
Imam sufyan Ats-Tsauri berkata " mereka tdk menyuruh / mengirimkan anak" mereka untuk menuntut ilmu, hingga mereka mempelajari adab dan beribadah 20 thn.
Kemuliaan guru seperti orang tua kita, namun rahasia dunia ada pd kedua orang tua, sedang rahasia akhirat ada pd tangan guru " Law laa Murobbi Ma Arpftu Robbi " jika bukan karena pendidik / guruku, maka aku tdk akan mengenal tuhanku". Subhanallah sekali sannad keilmuan ini semoga menunjukan kita jln yg lurus.
Artikel: HM.Afriyadi.Lc
Redaksi.www.dutasumsel.com