masukkan script iklan disini
Dutasumsel.com.PANREM 044. GAPO, -- Terkait masuknya musim kemarau tahun ini, yang menurut perkiraan dari BMKG akan berlangsung hingga Oktober 2019, mau tak mau ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai terjadi. Sejak akhir Juli lalu hingga sekarang, beberapa wilayah Sumsel sudah mulai bermunculan titik-titik api. Sebagai antisipasi ancaman Karhutla dan kabut asap, Komandan Satgas Penanggulangan Karhutla, Kolonel Arh Sonny Septiono, menyatakan bahwa Tim Satgas sudah siap sedia dan terus melakukan berbagai upaya mencegah dan memadamkan api.
“Saat ini kita sudah siapkan 1.512 personel yang terdiri dari unsur TNI, Polri melalui Polda Sumsel, BPBD, dan unsur Masyarakat. Saat ini personel sudah bergerak, bahkan bisa dihitung 24 jam selalu siap sedia,” ujarnya di Makorem 044/Garuda Dempo, Senin (12/8/2019). Kolonel Sonny yang juga sebagai Komandan Korem 044/Garuda Dempo juga menyatakan bahwa di Makorem 044/Gapo sendiri sudah disiapkan Pos Komando Pengendalian (Puskodal), yang bisa memonitor pergerakan tim setiap waktu.
“Ancaman Karhutla bukan lagi wacana, tapi sudah tampak di depan mata. Setiap hari pasukan kita berjibaku mengatasi semua titik api, baik melalui udara dengan water bombing ataupun pergerakan pasukan darat yang mencari dan mengejar titik api. Bisa dibayangkan bahwa saat ini, 9 Kabupaten di Sumsel sudah muncul titik-titik api. Umumnya pula, lokasi titik api berada di tempat yang sulit untuk dimasuki pasukan darat. Karena itu, kita all out, semua dimaksimalkan untuk memadamkan api,” ujarnya.
Terjadinya Karhutla di Sumsel memang sudah dirasakan sejak dua minggu terakhir. Tingginya suhu dan tidak adanya hujan, menjadikan hawa panas semakin terasa. Pantauan satelit juga menunjukkan titik api bertebaran di berbagai wilayah. Peristiwa ini seakan mengingatkan pada tahun 2015 silam, dimana sebaran kabut asap begitu pekat dan mengganggu rutinitas warga sehari-hari. Untuk itu, sikap menjaga dan peduli dengan lingkungan setempat sangat diperlukan, semua pihak, baik masyarakat maupun pelaku usaha.
“Saya tekankan bahwa Karhutla adalah masalah bersama, karena itu kita harus selesaikan secara bersama-sama pula. Pihak perusahaan yang ada di Sumsel, semua saya minta untuk terlibat, bahu membahu. Mana sumber daya yang mereka miliki, maksimalkan untuk memadamkan api. Masyarakat juga demikian, sama-sama kita jaga, kalau kurang alat kita siapkan,” ujarnya.
Kolonel Arh Sonny Septiono mengatakan bahwa terhadap pihak-pihak yang sengaja membakar lahan, akan diberikan tindakan tegas. “Kita sudah dapat instruksi dari Pangdam II/Sriwijaya, ambil tindakan tegas jika ada yang sengaja bakar lahan. Kita tidak main-main soal ini, karena itu prajurit yang bertugas di lapanganpun, jika perlu kita persenjatai. Ini bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk Sumsel dan Indonesia,” tegasnya.
Ditambahkan juga oleh mantan Kasrem 032/Wirabraja ini, bahwa sekarang adalah masa tanggap darurat. Tak perlu lagi saling salah menyalahkan, tapi bertindak memadamkan api dan mencegah agar api tidak terjadi. Peran serta semua pihak diminta sekali, baik masyarakat, pelaku usaha, pemerintah, dan siapapun yang terkait.
Sumber Berita Panrem 044 Gapo
Redaksi.www.dutasumsel.com
“Saat ini kita sudah siapkan 1.512 personel yang terdiri dari unsur TNI, Polri melalui Polda Sumsel, BPBD, dan unsur Masyarakat. Saat ini personel sudah bergerak, bahkan bisa dihitung 24 jam selalu siap sedia,” ujarnya di Makorem 044/Garuda Dempo, Senin (12/8/2019). Kolonel Sonny yang juga sebagai Komandan Korem 044/Garuda Dempo juga menyatakan bahwa di Makorem 044/Gapo sendiri sudah disiapkan Pos Komando Pengendalian (Puskodal), yang bisa memonitor pergerakan tim setiap waktu.
“Ancaman Karhutla bukan lagi wacana, tapi sudah tampak di depan mata. Setiap hari pasukan kita berjibaku mengatasi semua titik api, baik melalui udara dengan water bombing ataupun pergerakan pasukan darat yang mencari dan mengejar titik api. Bisa dibayangkan bahwa saat ini, 9 Kabupaten di Sumsel sudah muncul titik-titik api. Umumnya pula, lokasi titik api berada di tempat yang sulit untuk dimasuki pasukan darat. Karena itu, kita all out, semua dimaksimalkan untuk memadamkan api,” ujarnya.
Terjadinya Karhutla di Sumsel memang sudah dirasakan sejak dua minggu terakhir. Tingginya suhu dan tidak adanya hujan, menjadikan hawa panas semakin terasa. Pantauan satelit juga menunjukkan titik api bertebaran di berbagai wilayah. Peristiwa ini seakan mengingatkan pada tahun 2015 silam, dimana sebaran kabut asap begitu pekat dan mengganggu rutinitas warga sehari-hari. Untuk itu, sikap menjaga dan peduli dengan lingkungan setempat sangat diperlukan, semua pihak, baik masyarakat maupun pelaku usaha.
“Saya tekankan bahwa Karhutla adalah masalah bersama, karena itu kita harus selesaikan secara bersama-sama pula. Pihak perusahaan yang ada di Sumsel, semua saya minta untuk terlibat, bahu membahu. Mana sumber daya yang mereka miliki, maksimalkan untuk memadamkan api. Masyarakat juga demikian, sama-sama kita jaga, kalau kurang alat kita siapkan,” ujarnya.
Kolonel Arh Sonny Septiono mengatakan bahwa terhadap pihak-pihak yang sengaja membakar lahan, akan diberikan tindakan tegas. “Kita sudah dapat instruksi dari Pangdam II/Sriwijaya, ambil tindakan tegas jika ada yang sengaja bakar lahan. Kita tidak main-main soal ini, karena itu prajurit yang bertugas di lapanganpun, jika perlu kita persenjatai. Ini bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk Sumsel dan Indonesia,” tegasnya.
Ditambahkan juga oleh mantan Kasrem 032/Wirabraja ini, bahwa sekarang adalah masa tanggap darurat. Tak perlu lagi saling salah menyalahkan, tapi bertindak memadamkan api dan mencegah agar api tidak terjadi. Peran serta semua pihak diminta sekali, baik masyarakat, pelaku usaha, pemerintah, dan siapapun yang terkait.
Sumber Berita Panrem 044 Gapo
Redaksi.www.dutasumsel.com