masukkan script iklan disini
Dutasumsel.com.Lahat, - Di era revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini, seorang pustakawan dituntut profesional diantaranya memiliki kemampuan dan pola fikir yang digital minded. Ini berkaitan dengan upaya pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing. Penegasan ini disampaikan Kepala Pusat Pengembangan Pustakawan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Dra Opong Sumiati,M.Si saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Tenaga Pengelolaan Perpustakaan se-Indonesia di Hotel Horison Ultima, kemarin (17/7).
"Seorang pustakawan dituntut memiliki kompetensi agar dapat memberikan layanan yang prima kepada pemustaka atau masyarakat. Harapan agar jangan sampai justru ketinggalan dari pemustaka itu sendiri," imbuh Opong. Bimtek tenaga kepustakaan ini salah satu upaya mencetak calon pustakawan profesional dimana untuk tahun ini Perpurnas RI menargetkan sebanyak 5.000 pustakawan baru lahir. "Sebelumnya bimtek telah diselenggarakan di 17 provinsi. Berbarengan dengan Sumsel pad hari ini juga digelar bimtek di dua provinsi lain yakni Bengkulu dan Jambi," sebut Opong. Peserta bimtek yang berlangsung dua hari ini merupakan tenaga perpustakaan umum dan sekolah yang telah berkecimpung pada dunia kepustakaan.
"Perpustakaan sebagai institusi yang berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa haruslah menangkap peluang tersebut, perpustakaan harus mampu memberikan pelayanan kepada generasi yang melek digital," imbuhnya. Sebelumnya, Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Sumsel, Hj Mislena,SE,MM menyampaikan apresiasinya kepada Perpusnas RI yang telah mempercayakan Sumsel menjadi tuan rumah bimtek tenaga perpustakaan nasional. "Ini kali kedua digelarnya bimtek tingkat nasional.
Sekaligus selaras dengan visi yang telah dicanangkan Pak Gubernur yakni satu desa satu perpustakaan," Tandas Mislena. Total peserta bimtek kali ini sebanyak 150 orang yang merupakan tenaga perpustakaan seluruh Indonesia. Selama bimtek mereka akan mendapatkan materi dari dua orang pustakawan pilihan hasil seleksi nasional yakni Indra Astuti,SS,MP dan Novi Murdianti,S.Kom,MP.
Pewarta : Novita
"Seorang pustakawan dituntut memiliki kompetensi agar dapat memberikan layanan yang prima kepada pemustaka atau masyarakat. Harapan agar jangan sampai justru ketinggalan dari pemustaka itu sendiri," imbuh Opong. Bimtek tenaga kepustakaan ini salah satu upaya mencetak calon pustakawan profesional dimana untuk tahun ini Perpurnas RI menargetkan sebanyak 5.000 pustakawan baru lahir. "Sebelumnya bimtek telah diselenggarakan di 17 provinsi. Berbarengan dengan Sumsel pad hari ini juga digelar bimtek di dua provinsi lain yakni Bengkulu dan Jambi," sebut Opong. Peserta bimtek yang berlangsung dua hari ini merupakan tenaga perpustakaan umum dan sekolah yang telah berkecimpung pada dunia kepustakaan.
"Perpustakaan sebagai institusi yang berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa haruslah menangkap peluang tersebut, perpustakaan harus mampu memberikan pelayanan kepada generasi yang melek digital," imbuhnya. Sebelumnya, Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Sumsel, Hj Mislena,SE,MM menyampaikan apresiasinya kepada Perpusnas RI yang telah mempercayakan Sumsel menjadi tuan rumah bimtek tenaga perpustakaan nasional. "Ini kali kedua digelarnya bimtek tingkat nasional.
Sekaligus selaras dengan visi yang telah dicanangkan Pak Gubernur yakni satu desa satu perpustakaan," Tandas Mislena. Total peserta bimtek kali ini sebanyak 150 orang yang merupakan tenaga perpustakaan seluruh Indonesia. Selama bimtek mereka akan mendapatkan materi dari dua orang pustakawan pilihan hasil seleksi nasional yakni Indra Astuti,SS,MP dan Novi Murdianti,S.Kom,MP.
Pewarta : Novita