• Jelajahi

    Copyright © Duta Sumsel
    Best Viral Premium Blogger Templates

    MENGENAL PENDIDIKAN GLOBAL ABAD 21 MELALUI PROGRAM GCEd

    Senin, 29 Juli 2019, Juli 29, 2019 WIB Last Updated 2020-08-24T15:29:03Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    HUSNIL KIROM.jpg


    Oleh : Husnil Kirom, S.Pd., M.Pd.
    (Pengajar PPKn di SMP Negeri 1 Indralaya Utara)

    “Tulisan ini sebagai bentuk kebanggaan menyambut Kunjungan Internasional kegiatanInternational Student Exchange Visit dari Incheon Yangchon Middle School Korea Selatan ke SMP Negeri 1 Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir tanggal 31 Juli 2019 mendatang”.

    Siapakah Warga Negara Global atau Global Citizenship itu? Pertanyaan ini penting diajukan terkait pemahaman tentang suasana globalisasi yang saat ini sangat terasa dalam kehidupan kita. Ini juga bagian dari kesiapan menyambut tamu dari sekolah jenjang SMP Korea SelatanIncheon Yangchon Middle School nanti. Program ini terlaksana sebagai kunjungan balasan pertukaran guru Indonesia yang mengajar di Korea Selatan Tahun 2016 atas nama Dian Khairani, M.Pd. (guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Indralaya Utara). Bedanya, kali ini Incheon Yangchon Middle School yang berkunjung membawa serta kepala sekolah, wakil kurikulum, beberapa guru dan siswa untuk mempelajari pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan Indonesia.Warga Negara Global adalah warga negara yang bertanggungjawab untuk memenuhi persyaratan institusional dan kultural demi kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat (Korten, 1993). Sifat khas seorang warga negara bertanggung jawab terlihat dari komitmennya terhadap nilai-nilai integratif dan penerapan aktif kesadaran kritisnya, berupa kemampuan untuk berpikir mandiri, kritis dan konstruktif, kemampuan untuk melihat masalah dalam konteks jangka panjang, dan untuk membuat penilaian berdasarkan suatu komitmen kepada kepentingan masyarakat jangka panjang. Istilah warga negara global yang dikemukakan Korten ini merupakan istilah yang menunjuk kepada tingkatan kewarganegaraan. 
    Warga Negara Global merupakan tingkatan lebih lanjut dari tingkatan warga negara komunal, dan warga negara nasional. Lebih lanjut dikatakan Cogan (2001) karakteristik warga negara yang dikaitkan dengan kecenderungan global yang terjadi saat ini, meliputi mendekati masalah dari sudut pandang masyarakat global, bekerja bersama dengan orang lain, bertanggung jawab terhadap peran dan tanggung jawab masyarakat, berpikir secara kritis dan sistematis, penyelesaikan konflik dengan tanpa kekerasan, mengadopsi cara hidup yang melindungi lingkungan, menghormati dan mempertahankan hak asasi, dan berpartisipasi dalam masalah publik pada semua tingkat pembelajaran civics, serta memanfaatkan teknologi berbasis informasi. Hal ini berarti pendidikan di Indonesia harus mengintegrasikan isu-isu dan praktek global dalam konteks substansi pembelajaran di sekolah supaya siswa melek dunia internasional, termasuk di SMP Negeri 1 Indralaya Utara.  Dari uraian inidiperlukan keterlibatan warga negara dunia untuk menjalin kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan terutama pendidikan, tanpa memandang perbedaan atau diskriminasi apapun dari masing-masing bangsa tersebutdengan sejumlah kemampuan atau kompetensi yang mendukung ke arah sikap, tindakan, dan perbuatan yang merefleksikan ciri-ciri warga negara global. Dalam konteks, inilahpendidikan global atau GlobalEducation sangat berperan untuk membekali warga negara dengan kompetensi yang relavan dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan global saat ini.
    Realisasi Pendidikan Global Melalui Program GCEd

    Menurut Jan L. Tucker dalamSumaatmadja (1995)pendidikan global adalah pendidikan yang diarahkan pada pengembangan wawasan global yang mempersiapkan anak didik generasi muda menjadi manusiawi, rasional, sebagai warga negara yang mampu berpartisipasi dalam kehidupan dunia yang semakin menunjukkan saling ketergantungan.Pandangan Barbara dan Kenneth (1992) pendidikan global adalah pendidikan yang mencakup kajian tentang masalah-masalah dan isu-isu yang melintasi batas-batas nasional, saling keterhubungan budaya, lingkungan, ekonomi, politik, dan sistem teknologi. Perspektif global itu sangat penting untuk semua tingkatan usia, anak-anak maupun orang dewasa. Kesimpulannya pendidikan global adalah pendidikan untuk membantu siswa memahami konsep dan isu-isu global, seperti masalah politik, ekonomi, budaya, lingkungan, hak asasi manusia, demokrasi dan sebagainya. Sehingga pada akhirnya siswa mampu menentukan sudut pandang global dalam kedudukannya sebagai warga negara yang baik dan cerdas.

    Selanjutnya,mengenallebih dekatGCEd dalam kegiatan International Student Exchange Visit dari Incheon Yangchon Middle School Korea Selatan ke SMPNegeri1Indralaya Utara.Konsep Global Citizenship Education(GCEd) dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai Pendidikan Kewarganegaraan Globaladalahjenisilmu kewarganegaraan yang melibatkan partisipasi aktif pelajar dalam proyek-proyek terkait isu sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan global (Wikipedia, 2019). Dua elemen utamaGCEd adalah kesadaran global dan kompetensi global. Kesadaran Globalmerupakan aspek moral dan etis dari isu global, sedangkan Kompetensi Global sebagai keterampilan yang memungkinkan pelajar (siswa) bersaing di bursa kerja global.
    GCEd adalah gagasan pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat untuk menghadapi munculnya lembaga supranasionalblok ekonomi kawasan, dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. Semua faktor tersebut mendorong pendekatan pendidikan yang lebih berorientasi global dan kolaboratif. Kewarganegaraan global terdiri atas praktik-praktik sukarela yang berorientasi pada hak asasi manusia, keadilan sosial, dan lingkungan di tingkat lokal, regional, dan global (Myers, 2006). Tak seperti kewarganegaraan nasional, maka kewarganegaraan global tidak menunjukkan status resmi atau kesetiaan apapun terhadap pemerintah. Kemunculan blok-blok ekonomi kawasan, lembaga politik supranasional seperti Uni Eropa dan kemajuan TIK mendorong banyak negara mempersiapkan daya saing rakyatnya di bursa kerja global. Menurut Dill (2013) bahwa “program GCEd mulai diperkenalkan di tingkat primer, sekunder, dan tersier, serta lembaga swadaya masyarakat independen, organisasi akar rumput, dan organisasi pendidikan berskala besar lainnya seperti International Baccalaureate Organization dan UNESCO..

    Fitur terpenting GCEd adalah tindakan sukarela yang dapat dilakukan mulai dari masyarakat setempat sampai masyarakat internasional, praktik empati budaya, dan pengutamaan keterlibatan aktif dalam kehidupan sosial dan politik di tingkat lokal dan global. Dikutip dari pendapat Davies dalam Wikipedia (2008) pada akhir tahun 1990-an, OXFAM UK merancang kurikulumGCEd dengan penekanan terhadap peran aktif' warga global. Menurut pendekatan ini, individu dan kelompok di dalam dan luar sektor pendidikan dapat mengambil tindakan terkait permasalahan hak asasi manusia, perdagangan, kemiskinan, kesehatan, dan lingkungan. Dengan kata lain bahwa this is sometimes called the global consciousness aspect of GCEdatau aspek kesadaran global dalam program GCEd. Selain itu, organisasi dunia seperti UNESCO mulai mengutamakan kompetensi global dengan memasukkan sains dan teknologi ke kurikulum GCEd dengan tujuan memperkuat hubungan antara pendidikan dan pembangunan ekonomi di era globalisasi abad 21.
    Menanti SMP Negeri 1 Indralaya Utara Mendunia.

    Bagaimana kesiapan SMP Negeri 1 Indralaya Utara menyambut tamu asing? SMP Negeri 1 Indralaya Utara merupakan institusi pendidikan negeri yang membanggakan di Kabupaten Ogan Ilir yang dinahkodai oleh Ibu Dra. Herlina selaku Kepala Sekolah, juga menjadi bagian integral dari masyarakat setempat perlu dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, melakukan pembiasaan, dan mengembangkan kreativitas siswa melalui proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Terkait Kunjungan Internasional dalamInternational Student Exchange Visitdari Incheon Yangchon Middle School Korea Selatan, tentu sekolah telah mempersiapkan segala sesuatu dengan matang, mulai gladi tempat sampai teknis pelaksanaan, seperti simulasi pembelajaran IPS, Seni Budaya, dan Prakarya secara bilingual, penampilan sanggar seni tari lagu musik, kolaborasi atraksi OSIS, ekstrakurikuler Pramuka dan Olahraga, memperkenalkan kerajinan jumputan khas Sumsel, sopasti memperkenalkan makanan asli Ogan Ilir dan Indonesia. Kegiatan ini diharapkan menjadi motivasi dan energi positif bagi guru dan siswa SMP Negeri 1 Indralaya Utara untuk jadi terbaik di tingkat lokal dan nasional menuju internasional. Begitupun instansi pendidikan dan pemerintah daerah terkait mempersiapkan diri menghadapi Pendidikan Global Abad 21 dan Revolusi 4.0. Lets Join us with Saintra in action International Student Exchange Visit. “Namjjog-eun gamsahabnida”. Thank you alls.

    Redaksi.www.dutasumsel.com 29719
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini