masukkan script iklan disini
Dutasumsel.com.Lahat -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia ( YLKI ) Lahat Raya ( Lahat - Muara Enim - Pagar Alam - Empat Lawang ) melihat kinerja satuan tugas (Satgas) Pangan yang terbentuk selama ini belum dapat memberikan efek yang positif terhadap stabilitas harga pangan di Kabupaten Lahat khususnya.
Ketua YLKI Lahat Raya, Sanderson Syafe'i, ST. SH, mengatakan keberadaan satgas pangan terbukti belum mampu menindak sejumlah persoalan pangan khususnya terkait dengan seringnya ketidakstabilan harga komoditas pangan tertentu.
Padahal pemerintah daerah sendiri kerap berargumen bahwa stok dan suplai pangan misalnya beras, bawang putih, bawang merah dan cabai aman terkendali. Namun di saat yang sama komoditas ini harganya kerap meroket.
"Justru ini yang kita persoalkan, satgas pangan belum bisa turunkan harga beras atau harga pangan lainnya. Satgas pangan harus bisa menemukan apa penyakitnya apakah pasokan atau ada oknum yang memainkan di pasar sehingga harga masih tinggi (contoh bawang putih)," kata Sanderson ditemui usai mengecek harga barang di Pasar PTM Square H-1 jelang Ramadhan, Minggu (5/5).
Khusus untuk bawang putih, Sanderson berpendapat bahwa tingginya harga bawang yang melebihi harga eceran tertinggi seperti yang terjadi hingga saat ini Rp. 100Ribu / Kg diduga karena ulah penimbun atau spekulan. Sebab menurut informasi yang dia dapatkan dan dia saksikan sendiri, stok bawah masih ada diturunkan dari truk.
Oleh sebab itu, Sanderson mendesak pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Satgas Pangan untuk melakukan pengusutan. Pemerintah daerah harus dapat memastikan bahwa tidak ada lagi spekulan yang bermain dalam rantai distribusi pangan demi menjaga harga pangan yang sampai ke tangan konsumen tetap wajar.
"Saya melihat ada yang bermain di situ, saya kira harus ada sisi penegakan hukum dari aspek perdata dan pidana. Tugas Dinas Perdagangan bukan hanya menjaga suplai dan demand saja tapi juga faktor - faktor yang mendistorsi harga-harga barang kebutuhan pokok di pasar harus disikat," pungkasnya.
Pewarta : Idham
Redaksi,05/05/19, dutasumsel.com
Ketua YLKI Lahat Raya, Sanderson Syafe'i, ST. SH, mengatakan keberadaan satgas pangan terbukti belum mampu menindak sejumlah persoalan pangan khususnya terkait dengan seringnya ketidakstabilan harga komoditas pangan tertentu.
Padahal pemerintah daerah sendiri kerap berargumen bahwa stok dan suplai pangan misalnya beras, bawang putih, bawang merah dan cabai aman terkendali. Namun di saat yang sama komoditas ini harganya kerap meroket.
"Justru ini yang kita persoalkan, satgas pangan belum bisa turunkan harga beras atau harga pangan lainnya. Satgas pangan harus bisa menemukan apa penyakitnya apakah pasokan atau ada oknum yang memainkan di pasar sehingga harga masih tinggi (contoh bawang putih)," kata Sanderson ditemui usai mengecek harga barang di Pasar PTM Square H-1 jelang Ramadhan, Minggu (5/5).
Khusus untuk bawang putih, Sanderson berpendapat bahwa tingginya harga bawang yang melebihi harga eceran tertinggi seperti yang terjadi hingga saat ini Rp. 100Ribu / Kg diduga karena ulah penimbun atau spekulan. Sebab menurut informasi yang dia dapatkan dan dia saksikan sendiri, stok bawah masih ada diturunkan dari truk.
Oleh sebab itu, Sanderson mendesak pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Satgas Pangan untuk melakukan pengusutan. Pemerintah daerah harus dapat memastikan bahwa tidak ada lagi spekulan yang bermain dalam rantai distribusi pangan demi menjaga harga pangan yang sampai ke tangan konsumen tetap wajar.
"Saya melihat ada yang bermain di situ, saya kira harus ada sisi penegakan hukum dari aspek perdata dan pidana. Tugas Dinas Perdagangan bukan hanya menjaga suplai dan demand saja tapi juga faktor - faktor yang mendistorsi harga-harga barang kebutuhan pokok di pasar harus disikat," pungkasnya.
Pewarta : Idham
Redaksi,05/05/19, dutasumsel.com