masukkan script iklan disini
Dutasumsel.com.JAKARTA, -- Kapal perang Angkatan Laut Australia dari kelas Canberra, HMAS Canberra (LHD-02), kapal perang terbesar negara benua itu, tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (18/5/2019).
HMAS menjadi fokus perhatian dari kunjungan muhibah Gugus Tugas Indo-Pacific Endeavour 2019 Angkatan Bersenjata Australia ke Indonesia kali ini.
Dengan ukurannya yang cukup gigantis untuk ukuran Pelabuhan Tanjung Priok, kapal perang di kelas landing helicopter dock —dengan arsenal utama helikopter atau pesawat tempur berkemampuan lepas-landas dan mendarat secara vertikal alias VTOL— kapal perang ini menjadi penjuru utama misi kunjungan muhibah ini.
Di dalam daftar arsenal NATO, pesawat tempur yang memiliki kemampuan itu di antaranya adalah British Aerospace Harrier II atau McDonnel Douglas AV-8B Harrier II atau Lockheed Martin F-35B Lighting II. Australia memesan F-35A untuk Angkatan Udara Australia yang tidak dirancang memiliki teknologi VTOL.
Di dalam lambung kapal perang berukuran panjang 230,85 meter dan tinggi 32 meter serta bobot sarat 33.000 ton namun draft (bagian kapal yang terbenam di bawah permukaan air) cuma tujuh meter ini turut serta Kepala Staf Angkatan Laut Australia, Laksamana Madya Michael Noonan, dan Komandan Gugus Tugas Gabungan Indo-Pacific Endeafour 2019, Marsekal Pertama Rick Owen.
Sementara mereka merapat, sudah menunggu Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Siwi Adjie dan sejumlah pimpinan satuan utama TNI AL serta Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan. Mereka kemudian saling memberi penghormatan, berjabat tangan dan berfoto bersama di darat.
Sebagai flag ship dalam misi itu, HMAS Canberra diiringi dua kapal lagi, yaitu kapal perang dari kelas fregat berpeluru kendali HMAS Newcastle (FFG 06) dan HMAS Sussex yang berfungsi sebagai kapal pendukung, namun tidak berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok.
Gugus Tugas Gabungan Indo-Pacific 2019 ini telah berlabuh sebelumnya di India, Sri Lanka, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Sesudah Jakarta, mereka akan kembali ke kota pangkalannya di Sydney.
Dalam sambutannya, Noonan menyatakan kegembiraannya atas sambutan hangat dari sejawatnya di TNI AL. “Indonesia dan Australia merupakan mitra yang telah lama bersahabat dan kedua militer tidak pernah berhenti untuk meningkatkan kualitas persahabatan ini dalam berbagai aspek,” kata dia.
Kehadiran Gugus Tugas Indo-Pacific Endeavour 2019 ke Jakarta kali ini, kata dia, merupakan salah satu bukti dan upaya Australia untuk terus-menerus meningkatkan kerja sama dan kemitraan strategis dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik, terkhusus Indonesia dalam kesempatan ini.
Selama di Jakarta, HMAS Canberra yang bentuknya mirip betul dengan kapal induk namun dengan ukuran menengah lengkap dengan landasan menanjak di ujung landas pacunya di haluan kapal, akan menjadi tuan rumah dari serangkaian aktivitas, di antaranya lokakarya tentang tata-kelola tanggap bencana, kunjungan-kunjungan, hingga berbuka puasa bersama di kapal.
Menanggapi kedatangan HMAS Canberra ke Jakarta ini, Quinlan menyatakan, “Indonesia dan Australia berbagi perbatasan maritim terpanjang dari duna negara di dunia dan kami bekerja sama untuk membina kerja sama yang lebih besar antara kedua pasukan kami. Kerja sama yang erat di antara kedua mitra strategis itu sangat penting dalam memastikan kawasan Indo-Pasifik yang aman, terbuka, sejahtera dan tangguh.” sumber Antara.
HMAS menjadi fokus perhatian dari kunjungan muhibah Gugus Tugas Indo-Pacific Endeavour 2019 Angkatan Bersenjata Australia ke Indonesia kali ini.
Dengan ukurannya yang cukup gigantis untuk ukuran Pelabuhan Tanjung Priok, kapal perang di kelas landing helicopter dock —dengan arsenal utama helikopter atau pesawat tempur berkemampuan lepas-landas dan mendarat secara vertikal alias VTOL— kapal perang ini menjadi penjuru utama misi kunjungan muhibah ini.
Di dalam daftar arsenal NATO, pesawat tempur yang memiliki kemampuan itu di antaranya adalah British Aerospace Harrier II atau McDonnel Douglas AV-8B Harrier II atau Lockheed Martin F-35B Lighting II. Australia memesan F-35A untuk Angkatan Udara Australia yang tidak dirancang memiliki teknologi VTOL.
Di dalam lambung kapal perang berukuran panjang 230,85 meter dan tinggi 32 meter serta bobot sarat 33.000 ton namun draft (bagian kapal yang terbenam di bawah permukaan air) cuma tujuh meter ini turut serta Kepala Staf Angkatan Laut Australia, Laksamana Madya Michael Noonan, dan Komandan Gugus Tugas Gabungan Indo-Pacific Endeafour 2019, Marsekal Pertama Rick Owen.
Sementara mereka merapat, sudah menunggu Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Siwi Adjie dan sejumlah pimpinan satuan utama TNI AL serta Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan. Mereka kemudian saling memberi penghormatan, berjabat tangan dan berfoto bersama di darat.
Sebagai flag ship dalam misi itu, HMAS Canberra diiringi dua kapal lagi, yaitu kapal perang dari kelas fregat berpeluru kendali HMAS Newcastle (FFG 06) dan HMAS Sussex yang berfungsi sebagai kapal pendukung, namun tidak berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok.
Gugus Tugas Gabungan Indo-Pacific 2019 ini telah berlabuh sebelumnya di India, Sri Lanka, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Sesudah Jakarta, mereka akan kembali ke kota pangkalannya di Sydney.
Dalam sambutannya, Noonan menyatakan kegembiraannya atas sambutan hangat dari sejawatnya di TNI AL. “Indonesia dan Australia merupakan mitra yang telah lama bersahabat dan kedua militer tidak pernah berhenti untuk meningkatkan kualitas persahabatan ini dalam berbagai aspek,” kata dia.
Kehadiran Gugus Tugas Indo-Pacific Endeavour 2019 ke Jakarta kali ini, kata dia, merupakan salah satu bukti dan upaya Australia untuk terus-menerus meningkatkan kerja sama dan kemitraan strategis dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik, terkhusus Indonesia dalam kesempatan ini.
Selama di Jakarta, HMAS Canberra yang bentuknya mirip betul dengan kapal induk namun dengan ukuran menengah lengkap dengan landasan menanjak di ujung landas pacunya di haluan kapal, akan menjadi tuan rumah dari serangkaian aktivitas, di antaranya lokakarya tentang tata-kelola tanggap bencana, kunjungan-kunjungan, hingga berbuka puasa bersama di kapal.
Menanggapi kedatangan HMAS Canberra ke Jakarta ini, Quinlan menyatakan, “Indonesia dan Australia berbagi perbatasan maritim terpanjang dari duna negara di dunia dan kami bekerja sama untuk membina kerja sama yang lebih besar antara kedua pasukan kami. Kerja sama yang erat di antara kedua mitra strategis itu sangat penting dalam memastikan kawasan Indo-Pasifik yang aman, terbuka, sejahtera dan tangguh.” sumber Antara.
Pewarta : Tim (Rel)
Redaksi : 19.05.2019,dutasumsel.com