masukkan script iklan disini
KAYUAGUNG,DS, - Rumah keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan (PKH) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) bersiap diberi label “keluarga miskin”. Ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa penerima KPM PKH benar-benar keluarga miskin.
“Untuk keluar dari KPM PKH harus didasarkan oleh kesadaran masyarakat, istilahnya mengundurkan diri. Penulisan di dinding rumah sebagai salah satu cara untuk memastikan program pro poor atau kemiskinan ini tepat sasaran,” tutur Kepala Dinas Sosial OKI, H Amiruddin, Senin (4/3).
Di OKI, lanjut Amir, KPM PKH tercatat capai 35.526 keluarga yang tersebar di 18 kecamatan.
Pelabelan di rumah keluarga penerima manfaat PKH lebih dahulu telah dilaksanakan di Kecamatan Mesuji. Hasilnya, penurunan penerima PKH berkurang hinga 25 persen.
“Setelah ada rakor di pusat, kami bersama unsur tripika mengajak kepala desa dan masyarakat melakukan validasi ulang penerima PKH.
Mukhlis menjelaskan penerima PKH di Kecamatan Mesuji ada sebanyak 1.595 KPM. Setelah disosialisasikan bersama tripika, jumlah tersebut turun menjadi 1.252 KPM.
“Ya, ada 343 KPM dengan sukarela mengundurkan diri,” beber Muhlis.
Dia mengaku penempelan stiker tersebut menjadi salah satu cara untuk menyaring keluarga yang benar-benar masuk kategori miskin.
Wakil Bupati OKI, HM Djakfar Shodiq mengungkapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI sedang bekerja keras untuk menanggulangi kemiskinan.
Ketepatan program pro kemiskinan seperti PKH, kata Shodiq, akan membantu pemerintah dalam menangani kemisikinan.
“Ini upaya penting agar kita semua mampu bersinergi untuk menekan angka kemiskinan,” papar Shodiq.
“Untuk keluar dari KPM PKH harus didasarkan oleh kesadaran masyarakat, istilahnya mengundurkan diri. Penulisan di dinding rumah sebagai salah satu cara untuk memastikan program pro poor atau kemiskinan ini tepat sasaran,” tutur Kepala Dinas Sosial OKI, H Amiruddin, Senin (4/3).
Di OKI, lanjut Amir, KPM PKH tercatat capai 35.526 keluarga yang tersebar di 18 kecamatan.
Pelabelan di rumah keluarga penerima manfaat PKH lebih dahulu telah dilaksanakan di Kecamatan Mesuji. Hasilnya, penurunan penerima PKH berkurang hinga 25 persen.
“Setelah ada rakor di pusat, kami bersama unsur tripika mengajak kepala desa dan masyarakat melakukan validasi ulang penerima PKH.
Kesepakatan bersamanya bahwa rumah penerima manfaat kita tulisi dengan cat semprot. Akhirnya banyak warga yang tadinya menerima justru enggan dicap sebagai keluarga miskin. Dengan kerelaan, mereka mengundurkan diri dari program tersebut,” tutur Muhlis Camat Mesuji OKI.
Mukhlis menjelaskan penerima PKH di Kecamatan Mesuji ada sebanyak 1.595 KPM. Setelah disosialisasikan bersama tripika, jumlah tersebut turun menjadi 1.252 KPM.
“Ya, ada 343 KPM dengan sukarela mengundurkan diri,” beber Muhlis.
Dia mengaku penempelan stiker tersebut menjadi salah satu cara untuk menyaring keluarga yang benar-benar masuk kategori miskin.
Wakil Bupati OKI, HM Djakfar Shodiq mengungkapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI sedang bekerja keras untuk menanggulangi kemiskinan.
Ketepatan program pro kemiskinan seperti PKH, kata Shodiq, akan membantu pemerintah dalam menangani kemisikinan.
“Ini upaya penting agar kita semua mampu bersinergi untuk menekan angka kemiskinan,” papar Shodiq.
Pewarta : Arry P
Redaksi : Dutasumsel